Mohon tunggu...
Bonifasius Marcello Rahardja
Bonifasius Marcello Rahardja Mohon Tunggu... Pelajar yang berjuang untuk masa depan

Saya masih anak SMA

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Melawan Perbedaan Melahirkan Persatuan

21 November 2024   23:10 Diperbarui: 22 November 2024   03:17 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lapangan Depan Pondok Pesantren Al-Furqon/dokpri

Toleransi dan kerukunan harus dikedepankan, jaka saudara kita yang berbeda suku dan agama, diterpa masalah kita harus menolongnya ketika mereka terjatuh kita harus siap membangunkannya.
- Sumurung Sinambela

"Quotes" tersebut diambil oleh Sumurung Sinambela. Kata kata ini memiliki bahwa perbedaan di Indonesia harus kita tanggung bersama sama. Bila sahabat kita yang berbeda dengan kita mengalami musibah, kita rela mengorbankan seluruh jiwa dan raga kita demi mereka.


Indonesia penuh dengan keberagaman termasuk 6 agama yang diakui di Indonesia. Keberagaman ini sering menjadi pisau bermata dua. Rakyat Indonesia sering bertengkar dengan adanya keberagaman ini karena menganggap budayanya lebih superior. Namun, justru keberagaman ini adalah senjata kita untuk lebih kuat dari negara lain. Keberagaman ini membuat kita unik di mata dunia.

Kolese Kanisius membuat acara Ekskursi yang dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober sampai 1 November. Acara Ekskursi merupakan kegiatan yang melibatkan seluruh kelas 12 yang terbagi menjadi beberapa kelompok. Masing masing kelompok mengunjungi dan tinggal di pondok pesantren yang berbeda beda selama 3 hari 2 malam.

Kegiatan ini bertujuan untuk merangkul seluruh siswa kelas 12 untuk mempelajari kehidupan sehari hari seorang santri. Kolese Kanisius berharap acara ini dapat meningkatkan toleransi antar agama serta menyadarkan siswa kelas 12 bahwa Indonesia tidak hanya terdiri dari 1 agama saja. Kegiatan ini mengajak para siswa untuk melawan perbedaan yang ada untuk bersatu menjadi negara yang utuh.

Saya sebagai salah satu siswa kelas 12 SMA Kolese Kanisius pergi mengunjungi Pondok Pesantren Al-Furqon, Tasikmalaya. 

Saya merasa sungguh beruntung karena Pondok Pesantren Al-Furqon sangat besar dan termasuk pesantren yang modern. Pesantren ini penuh dengan fasilitas yang lengkap. Terdapat kamar tempat tidur para siswa yang nyaman, lapangan futsal, lapangan basket, gedung gedung beton untuk kelas, papan panjat tebing, dan lain lain.

Sesampai di sana, para siswa kelas 12 merasakan sambutan hangat dari para Kiai dan para santri. Terlihat perbedaan jelas antara para santri Pondok Pesantren Al-Furqon dengan para siswa Kolese Kanisius. Tidak hanya dari warna kulit, namun cara berpakaian dan cara menyapa juga berbeda.

Secara singkat, saya belajar banyak hal baru selama 3 hari 2 malam tersebut. Saya mempelajari serta mengikuti kegiatan sehari hari para santri. Mereka memulai pagi sangat pada jam 3 untuk melakukan sholat subuh. Lalu, diikuti dengan pertemuan agama sebentar dan sarapan pagi. 

Mereka mengisi sisa hari mereka dengan belajar di sekolah. Namun, hal yang mereka pelajari tidak berfokus pada matematika, ekonomi, maupun mata pelajaran umumnya, mereka berfokus pada mata pelajaran Agama Islam. Para santri memiliki ilmu khusus mengenai agama mereka sendiri. 

Mereka dilatih untuk berbicara dan membaca Bahasa Arab, sejarah Agama Islam, ajaran ajarannya, dan lain lain. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah memfokuskan para santri untuk menjadi manusia yang bermoral dan memberikan dirinya kepada Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun