DAVID HUME
David Hume lahir sebagai anak bungsu dari Joseph Hume di Edinburgh, Skotlandia pada tahun 1711. Pada awalnya, keluarganya menginginkan dia menjadi seorang pengacara namun dia lebih tertarik pada bidang sastra dan Filsafat. Namun kondisi finansial keluarganya tidak dapat mengakomodasi cita-citanya untuk bergelut dengan dunia sastra dan filsafat.Â
Karena itu, ia terjun ke dunia bisnis terlebih dahulu di Bristol. Sayangnya usaha bisnis ini tidak berhasil. Kemudian ia pergi ke Perancis dan mendedikasikan diri untuk terjun ke dunia sastra. Di Perancis inilah, Hume menulis karyanya yang populer, A Treatise of Human Nature, yang diterbitkan dalam tiga volume. Setelah kembali dari Perancis, Hume tinggal di Skotlandia bersama dengan ibunya dan saudaranya pada tahun 1737.
Pada tahun 1741, Hume menerbitkan sebuah esai yang berjudul Moral and Political. Esainya ini berhasil menarik penggemar di kalangan publik. Karena itu, Hume menulis kembali karya Treatise-nya dengan harapan dapat lebih diterima di kalangan publik. Pada tahun 1745, Hume bekerja sebagai guru privat setelah ditolak untuk mengajar di Universitas Edinburgh karena reputasinya sebagai seorang yang skeptis dan ateis.Â
Setelah itu, ia bekerja sebagai sekretaris di St. Clair. Pada masa itu, Hume menulis ulang karyanya sebanyak dua kali dan pada hasil final, ia memberi judul An Inquiry concerning Human Understanding. Pada tahun yang sama, dia menerbitkan An Enquiry concerning The Principles of Morals. Pada tahun 1752, dia menerbitkan tulisan yang akan membuat dirinya semakin dipercaya yakni Political Discourses.[1]
Â
Kemudian ia menjadi seorang pustakawan di fakultas advokasi di Edinburgh. Di sana, ia menuliskan beberapa karya tentang sejarah Inggris, dimulai dari penobatan James I hingga kematian Charles I. Pada tahun 1763, Hume pergi ke Paris dan menjalin relasi dengan salah satu kelompok filsuf Perancis yang terasosiasi dengan kelompok Encyclopedia. Kemudian ia pergi ke London. Pada tahun 1769, ia kembali ke Edinburgh dan meninggal di sana pada tahun 1776.
Seperti Descartes, Hume tidak pernah menikah sekalipun ia memiliki teman dekat beberapa wanita. Karena pernah tinggal di Prancis, Hume berteman dengan filsuf Prancis, Jean-Jacques Rousseau. Namun persabatan keduanya tidak bertahan lama karena Rousseau menuduh bahwa Hume diam-diam mencoba memfitnahnya. Tapi tampaknya tuduhan itu muncul karena Rousseau mengidap paranoia, sebab tidak ada bukti bahwa Hume melakukan apa yang dituduhkan Rousseau itu.
David Hume sendiri termasuk penganut ajaran empirisme yakni suatu ajaran yang mengatakan bahwa pengalaman (empeiria) merupakan sumber utama pengalaman, baik pengalaman lahiriah maupun pengalaman batiniah. Rasio bukanlah sumber pengetahuan, tetapi ia bertugas untuk mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman untuk dijadikan pengetahuan. Metodenya bersifat induktif. Salah satu contohnya adalah ilmu pengetahuan.
 Dalam teori pengetahuannya, Ia berusaha menjawab pertanyaan bagaimana manusia dapat memperoleh pengetahuan. Hume berpendapat bahwa semua pengetahuan didasarkan atas pengalaman indrawi.Â
Pengalaman indrawi itu disebut persepsi. Jadi persepsi adalah objek pengetahuan manusia dengan catatan bahwa Hume tidak mengatakan bahwa objek pengetahuan adalah benda empiris yang ada di luar diri kita. Ia mengatakan bahwa objek pengetahuan adalah persepsi, dan persepsi terbentuk sebagai tiruan dari benda empiris.