Mohon tunggu...
Bonifasius Christian
Bonifasius Christian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Universitas Airlangga

Mahasiswa S1 Rekayasa Nanoteknologi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Limbah Selulosa sebagai Nanofilter untuk Menyaring Pewarna Organik di Dalam Air

29 April 2024   12:35 Diperbarui: 29 April 2024   12:38 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit: Vienna University of Technology

Akhir akhir ini pencemaran air sudah menjadi tantangan global yang memerlukan sebuah solusi dan penyelesaian yang konkret. Salah satu bentuk pencemaran air adalah penggunaan pewarna organik di industi tekstil. Pewarna ini sering berakhir dalam rupa limbah tanpa di saring dengan baik sehingga dapat menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Salah satu inovasi terbaru di bidang nanoteknologi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah penggunaan teknologi filtrasi nano. Terbaru, teknologi nanofilter yang dikembangkan oleh Vienna University yakni pengembangan nanostruktur khusus yang memanfaatkan limbah selulosa untuk menyaring pewarna berbahaya di air(Maqbool et al., 2024). Limbah selulosa yang digunakan adalah seperti lap pembersih.

Proses produksi dan ujicoba nanowebUntuk mengolah limbah bekas selulosa ini digunakan metode electrospinning. Elekcrospinning. Electrospinning  adalah metode pembuatan nanofiber dengan menggunakan pengaruh medan listrik untuk menghasilkan pancaran larutan polimer yang bermuatan listrik(WIBOWO et al., 2023). Nantinya, nanoselulosa semi-kristalin yang disintesis dari limbah selulosa dipintal Bersama dengan plastik poliakilonitril untuk menciptakan nanostruktur yang halus. Hasil dari proses electrospinning ini adalah nanoweb dengan luas permukaan yang tinggi sehingga memungkinkan kontak yang lebih banyak antara air yang tercemar dengan material penyaring. Uji coba dengan nanostruktur berlapis selulosa menunjukkan hasil yang sangat positif. Dalam tiga siklus, air tercemar dengan pewarna ungu berhasil disaring dengan efisiensi sebesar 95%. Pewarna yang terperangkap dalam nanoweb dapat dibuang atau diregenerasi untuk penggunaan kembali. Meskipun hasilnya menjanjikan, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk memahami sifat mekanik nanoweb, serta uji biokompatibilitas dan sensitivitas terhadap polutan yang lebih kompleks. Skalabilitas teknologi ini juga menjadi fokus untuk mencapai standar industri. Selain untuk penyaringan pewarna dalam industri tekstil, teknologi ini juga memiliki potensi aplikasi di bidang medis. Misalnya, dalam proses dialisis untuk menyaring zat kimia tertentu dari cairan tubuh.

Pengembangan teknologi filtrasi menggunakan limbah selulosa membuka pintu bagi solusi yang ramah lingkungan dan efektif dalam mengatasi pencemaran air. Dengan terus melakukan penelitian dan pengembangan, harapannya teknologi ini dapat diadopsi secara luas untuk meningkatkan kualitas air di seluruh dunia.

Reference
Maqbool, Q., Cavallini, I., Lasemi, N., Sabbatini, S., Tittarelli, F., & Rupprechter, G. (2024). Waste-Valorized Nanowebs for Crystal Violet Removal from Water. Small Science, 2300286. doi: 10.1002/smsc.202300286
WIBOWO, Z. H. L., SYAKIR, N., FITRILAWATI, F., FAIZAL, F., & SAFRIANI, L. (2023). Karakteristik Serat Nano Pva Yang Dibuat Menggunakan Elektrospinning Dengan Kolektor Statik. Jurnal Material Dan Energi Indonesia, 12(01), 26. doi: 10.24198/jme.v12i01.43204

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun