Mohon tunggu...
Bonifasius RL
Bonifasius RL Mohon Tunggu... -

Just an ordinary man

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kalau Tidak Hati-hati, Perasaan Memang Bisa Mencelakakan

6 Desember 2013   07:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:16 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah beberapa hari saya tak menengok Kompasiana. Sedikit waktu yang ada saya gunakan untuk membaca sebuah tulisan yang sangat bermanfaat, menarik, inspiratif, dan [mungkin juga] aktual dari Pak Nararya yang berjudul: Rasa Kasihan Tak Mutlak Baik.

Tulisan tersebut mengingatkan saya akan pengalaman adik ipar saya.

Sejak 5 tahun yang lalu, adik ipar saya yang perempuan tinggal bersama kami untuk bisa melanjutkan kuliahnya di salah satu Universitas di Jakarta. Ipar saya termasuk seorang gadis yang cantik dan sangat ramah.

Sekitar 3 tahun lalu, suatu ketika istri saya mengajak saya ngobrol yang serius. Topiknya tentang adik ipar saya. Istri saya mengadu mengenai cerita adik ipar saya soal pacarnya yang terus menerus merayunya untuk berhubungan intim.

Untung saja, adik ipar saya selalu bersikeras menolak. Berbagai macam bujuk rayu serta upaya dilakukan oleh pacarnya, namun tetap tidak berhasil. Sampai suatu ketika, karena pacar ipar saya tersebut kesal tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, ia menampar adik ipar saya. Peristiwa itulah yang membuatnya berani membeberkan semua yang ia alami dari pacarnya. Singkatnya, adik ipar saya pun memutuskan hubungan dengan pacarnya itu.

Saya tidak ingat persis bagaimana detail reaksi saya saat mendengar cerita itu dari istri saya. Namun setelah membaca tulisan Pak Nararya, saya rasanya ingin berbagi kisah di atas. Supaya mengingatkan kita semua bahwa bila kita tak berhati-hati mengelola perasaan, maka seperti yang dikatakan Pak Nararya, perasaan itu akan sedemikian mudahnya dimanipulasi dan diprovokasi. Alhasil, kita pun menjadi tertipu, tersesat, dan bahkan melakukan hal-hal yang tidak baik dan juga berakibat tidak baik.

Kiranya refleksi singkat ini juga memberi pencerahan yang baik sebagaimana pencerahan yang saya dapatkan saat membaca tulisan Pak Nararya.

Terima kasih Pak Nararya atas artikelnya. Tuhan memberkati selalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun