Mohon tunggu...
Rachmat Bontara
Rachmat Bontara Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Student of Political Science '09 at University of Indonesia.\r\n\r\nWe can learn much about life, therefore, not by taking it apart and analysing it, but by living it and experiencing it in time-honoured ways.\r\nhttp://bonibon2.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengatasi Perubahan Iklim: Lima Kunci Untuk Sukses

23 Mei 2012   15:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:55 2704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="sumber: alankchan.com"][/caption]

Suka atau tidak suka, pemanasan global sedang berlangsung saat ini. Ini merupakan sebuah tantangan bagi kita di abad ke 21, karena pemanasan global akan berdampak pada bagaimana kita hidup dan bekerja, serta kan menyentuh setiap aspek perekonomian kita dan hidup kita. Kita sudah tidak hidup di dunia fantasi dimana kita percaya bahwa tidak ada yang berubah, kita sudah harus menerima apa yang dikatakan para ilmuwan tentang apa yang telah terjadi di bumi kita.

Berbagai perjanjian internasional telah dilaksanakan oleh negara-negara di dunia untuk mengurangi emisi karbon yang ada. Pada tahun 1992  sebanyak 150 negara berkumpul di Rio de Janeiro untuk menghadiri United Nations Conference on Environment and Development, yang kita kenal dengan Earth Summit. Mereka semua sepakat dan ikut menandatangani perjanjian yang disebut dengan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Perjanjian ini adalah sebuah bentuk ambisi jangka panjang dari para negara-negara tersebut untuk mengurangi gas rumah kaca di atmosfer guna mencegah perubahan iklim.

Pada awalnya para negara industrialis sepakat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca mereka hingga tahun 2000. Namun sebelum seiring perjalanan waktu, Amerika Serikat tidak mampu untuk memenuhi target dan berusaha untuk menegosiasikan kesepakatan baru untuk untuk mengekslusikan Amerika Serikat dari kesepakatan tersebut. Lima tahun setelah Earth Summit dilanjutkan dengan Protokol Kyoto untuk menindaklanjuti langkah-langkah yang telah dihasilkan di Earth Summit. Namun kali ini Amerika tidak ikut menandatangani kesepakatan tersebut.

[caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="sumber: www.globalwarmingandu.com"][/caption]

Namun ada tulisan menarik dari Eileen Claussen, President dari Center for Climate and Energy Solutions, sebuah NGO yang mendedikasikan dalam penyediaan informasi yang kredibel dan membangun solusi inovatif dalam permasalahan perubahan iklim global. Dalam tulisaannya yang berjudul “Tackling Climate Change: Five Keys To Success”, ia menawarkan lima langkah untuk mengatasi tantangan perubahan iklim.

Kunci pertama untuk mengatasi hal tersebut adalah kita harus menjalin tanggapan global terhadap permasalahan perubahan iklim. Seperti telah diketahui bahwa Amerika Serikat bertanggung jawab atas seperempat dari emisi gas rumah kaca secara global. 15 negara Eropa bertanggung jawab atas seperempat lainnya dari emisi gas rumah kaca. Sisa dari emisi global tersebut terbagi dari negara-negara berkembang lainnya, terutama China dan India yang berkembang dengan sangat cepat. Harus terdapat tuntutan yang adil terhadap negara-negara industri untuk mengurangi emisi mereka, karena sebagian sumber emisi karbon baik yang lalu dan sekarang berasal dari negara-negara ini. Kita harus mengkaji lebih dalam siapa yang bertanggung jawab atas perubahan iklim, dan siapa yang akan menanggung beban dampaknya, dan kita harus sampai pada pembagian yang adil atas tanggung jawab ini untuk bisa mengatasinya. Dengan begitu, akan terbentuk kerangka baru yang mengaitkan tentang tujuan lingkungan dengan perekonomian dan pembangunan kita. Semua negara harus dapat. Semua negara harus setuju untuk menetapkan batas karbon yang mampu mereka terima dan tidak akan menghalangi upaya negara-negara lain untuk mempertahankan pertumbuhan perekonomiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun