Mohon tunggu...
Adzro Hanin Azzarqo
Adzro Hanin Azzarqo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sastra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Ragam Bahasa dalam Artikel 'Metamorfosis Korupsi dalam Sastra'

9 November 2023   00:41 Diperbarui: 9 November 2023   15:02 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sastra merupakan salah satu dari banyaknya bentuk ekspresi yang dituangkan oleh manusia, baik untuk dipublikasikan sebagai karya, maupun untuk disimpan sendiri. Bicara soal karya sastra, kita tidak mungkin mengabaikan fakta bahwa fondasi utama dari sebuah karya sastra adalah bahasa. Bahasa sendiri merupakan alat komunikasi, cara kita berkomunikasi dan menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Dalam ilmu sastra dan kebahasaan, terdapat pembahasan mengenai ragam bahasa dan laras bahasa.

Di tulisan ini, saya akan menganalisis atau mengkaji ragam bahasa dalam sebuah artikel lawas yang dipublikasikan di laman Indonesia Corruption Watch pada tahun 2004, yang berjudul 'Metamorfosis Korupsi dalam Sastra'. Dalam artikel tersebut, penulis menyebutkan dua karya sastra berupa novel yang mengangkat isu tentang korupsi dan antikorupsi, yaitu 'Max Havelaar' karya Multatuli (Eduard Douwes Dekker, 1860) dan 'Korupsi' karya Pramodeya Ananta Toer (1957).

Dimulai dari ragam bahasa berdasarkan media, artikel tersebut merupakan jenis ragam tulis. Selanjutnya, ragam bahasa berdasarkan cara pandang penutur atau penulis yang digunakan dalam artikel tampaknya adalah ragam resmi atau bisa juga ragam terpelajar. Di artikel tersebut, penulis menggunakan ejaan baku dan kalimat lugas yang informatif, namun penulis secara penuh hanya membahas topik antikorupsi berdasarkan isi buku sehingga sama sekali tidak menyertakan kata ganti sebagai pelaku (subjek) yang menuliskan opini.

Terakhir, ragam bahasa dilihat dari topik pembicaraan, artikel tersebut termasuk ragam jurnalistik, yang mana tersusun dengan ringkas dan berfungsi untuk menyampaikan materi.

Kesimpulannya, artikel berjudul 'Metamorfosis Korupsi dalam Sastra' yang membahas antikorupsi melalui karya sastra berupa novel ini mengaplikasikan ragam bahasa sebagai berikut; ragam tulis (berdasarkan media), ragam terpelajar (berdasarkan cara pandang penutur), dan ragam jurnalistik (berdasarkan topik pembicaraan).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun