[caption caption="Ilustrasi: keepcalm-o-matic.co.uk"][/caption]Surga Neraka Ala Bonek: Hasil Nrimo dan Kerja Keras
Saat aku jadi buruh di Munchen Jerman, seorang Briton yang pernah hidup lebih dari 10 tahun di Indonesia, iseng menulis di white board kantor (terjemah bebas):
Hidup di surga adalah: gaji Amerika, mobil Jerman, rumah Inggris, makanan Cina, Istri INDONESIA
Hidup di neraka adalah: mobil Amerika, makanan Jerman, istri Inggris, rumah Cina, gaji INDONESIA
Banyak tertawa dan setuju dengan tulisan itu, dan aku hanya bisa tersenyum kecut dan secara tidak langsung setuju dengan tulisan itu. Sudah menjadi rahasia umum diantara para buruh yang bekerja sekantor dengan aku di Munchen, bahwa gaji orang Indonesia selalu special … special tanpa telor, special below average, dan jauh dari gaji orang londo (bule). Apalagi jika dibandingkan dengan gaji bule Amerika.
Kenapa orang bule bisa bergaji tinggi dan orang Indonesia bergaji rendah? Semua itu bukan kemauan dan salah bule –bule itu. Yang salah adalah aku dan agen yang mencarikan pekerjaan untuk ku di Munchen. Aku mau saja digaji jauh lebih rendah, dan agenku (Indonesia) selalu menawarkan tenaga Indonesia sebagai tenaga kerja yang murah meriah, nrimo dan pekerja keras. Saat itu aku membandingkan gaji di Munchen dengan gaji saat masih jadi buruh di Indonesia. Jauh banget! Dengan hidup irit di Munchen, masih cukup banyak sisa gaji yg bisa ditabung dan dibawa pulang. Makanya aku sangat senang saat dapat kesempatan memburuh di luar negri dengan gaji ‘kecil, dan sekaligus mencari pengalaman baru.
Falsafah Jawa untuk nrimo (tidak berkeluh kesah) yang kental dan tetap selalu bekerja keras akhirnya membuahkan hasil yang manis saat aku mendapat kesempatan untuk hijrah ke US, sebuah negara besar impian jutaan orang sedunia, dan sebuah negara yang terasa tidak terlalu asing bagiku karena seringnya aku menonton film Amerika di TV dan bioskop.
Walaupun secara akademis aku ini tidak pintar sekali, apalagi jenius, tapi alhamdulillah semua perintah dari juragan di US bisa aku kerjakan tanpa banyak tanya, tanpa banyak keluhan, dan selesai on time dengan kwalitas  yang sesuai dengan standard dan keinginan juragan. Gaji ku di US adalah gaji yang sesuai dengan kondisi pasar (market) untuk orang  US, dan mohon maaf kalau dianggap sedikit pamer dan sombong, gaji ku bahkan 5% diatas rata-rata, dan alhamdulillah dipercaya memegang komando sebuah pasukan kecil untuk beberapa proyek. Juragan cenderung melimpahkan beberapa wewenangnya kepada ku yang seharusnya menjadi kewajibannya  :(
Koq bisa cak? Nggak ada yang istimewa. Selalu ada faktor keberuntungan. he he he .Â
Saat melamar kerja di US (via Internet), aku membuat resume (CV) yang simple sekitar 3 halaman. Halaman pertama berisi data-data pribadi dan kontak, dan halaman ke 2-3 adalah pengalaman kerja dan skill. Tidak terlalu panjang dan tida usah pakai ngibul … pasti ketahuan. Juraganku bisa dibilang melakukan ‘gambling’ untuk menerima dan menjadi sponsor visa kerja H1B ku (dan kemudian menjadi sponsor untuk dapat green card). Mungkin jurus ampuh sang juragan untuk ku saat itu cuma satu: kalau dalam seminggu aku ternyata plonga plongo (bingung tidak bisa kerja) langsung dipecat. Tidak banyak cing-cong.
Aku kemudian menyadari bahwa sebelum menerima aku berkerja, sang juragan ternyata mengontak orang orang yang aku cantumkan namanya sebagai referensi. Semua yang bisa dikontak memberi masukan yang sangat positif tentang etos kerja ku yang nrimo, independent, dan pekerja keras. Alhamdulillah aku bisa survive. Â Setelah sekian tahun bersikap nrimo dan kerja keras, akhirnya aku bisa bisa menikmati surga ala bonek: Gaji Amerika dan Istri Indonesia :D