Tiba-tiba saja aku teringat ketika aku menanyakan bagaimana kabar keponakan ku yang bekerja sebagai manager di sebuah perusaahaan tambang di Kalimantan Utara, dia menjawab: “baik-baik saja Om, dan sekarang aku menjadi kroco mumet”. Aku hanya tertawa dan tidak mempertanyakan lebih jauh apa maksud kroco mumet itu. Mungkin kroco mumet ini terucap karena keponakanku itu berada di posisi antara bawahan (pekerja) dengan atasan (owner) diperusahaan itu. Dia sedang dalam posisi bagaimana caranya untuk menjalankan perintah yang sesuai dengan keinginan boss tapi tidak membuat pekerja bawahan resah dan apalagi sampai marah …..
Pak Polisi RI kita sekarang ini sekarang dalam posisi mumet. Kita lihat beberepa kronologis kenapa dan bagaimana ke-mumet-an pak Polisi, tidak perlu melihat terlalu jauh, kita bisa lihat mulai dari tahun 2016.
Episode Awal Mumet: Demo 410
Kita mulai dari demo FPI 14 Oktober, yang menuntut agar kasus penistaan agama yang dituduhkan ke Ahok agar segera diproses pak Polisi. FPI memang sudah sangat sering melakukan demo, terlebih lagi sejak Jokowi-Ahok berhasil nangkring di DKI, FPI menjelma menjadi “musuh alami” Jokowi-Ahok. Karena sudah biasa di demo FPI, maka demo 410 ini tidak istimewa dan Polisi tidak perlu persiapan khusus …. Ini rutin cak! Justru ada peristiwa negatif buat FPI dan dibuat bahan kampanye buat Ahok, yaitu kerusakan taman balai kota oleh peserta demo.
Episode Mumet Demo 411: Kirain cuma demo ecek-ecek seperti biasanya
Tidak seperti yang diduga oleh polisi dan pengamat, demo 411 ini jauh lebih besar dari 410. Dan yang paling penting adalah pesertanya bukan hanya FPI dan simpatisan nya, tapi banyak sekali organisasi Islam dan tokoh-tokoh top ulama yang selama ini moderat, menjadi ikut tergerak ikut aksi 411. Bisa jadi salah satu sebabnya adalah efek dari panasnya perang virtual antara anti Ahok vs pendukung Ahok pasca 410. Aku yang pernah menjadi ‘pro’ Ahok, menjadi jengkjel dan marah atas reaksi buzzer Ahoker yang sangat keterlaluan dan brutal dalam menyerang siapa saja yang menentang Ahok tanpa pandang bulu.
Jumlah peserta 411 yang sangat besar (2-4juta?) dan nyaris tanpa insiden membuat polisi mumet dan bingung …. Laporan kasus penistaan agama oleh Ahok yang pada awalnya sengaja didiamkan saja, menjadi terburu-buru diproses super kilat dengan jaminan janji pak JK. Mumet ndas e pak Polisi karena harus lembur ….
Pak Presiden pun ikut ketularan mumet …… gara-garanya pada saat 411 Presiden tidak mau menemui peserta demo, tapi malah blusukan yang sangat tidak penting. Pak Presiden kemudian mumet harus mondar mandir kemana mana, termasuk ke markas-markas pasukan TNI untuk meyakin diri bahwa Presiden adalah Panglima Tertinggi TNI ….. Iya iya pak Presiden …. semua sudah pada tahu koq. He he he …
Episode Mumet Demo 212: Presiden (terpaksa) ikut dalam aksi!
Walaupun pak Polisi mumet dan harus pontang panting kerja lembur untuk bisa menepati jaminan pak JK, ternyata tidak membuat lawan-lawan Ahok berhenti. Demo (sholat Jumat bersama) tetap akan dilakukan bahkan konon dengan massa yang jauh lebih besar pada 212. Berbagai macam upaya pak Polisi untuk mencegah dan menggembosi aksi 212 ini, mulai dari larangan PO bis mengangkut peserta 212 dari daerah luar Jakarta, pemeriksaan super ketat di pelabuhan penyebrangan Sumatra-Jawa, dan yang paling panas adalah issue makar + issue penyusupan radikalis yang bakalan bisa memicu kerusuhan sosial besar di Jakarta. Lha ndilalah usaha penggembosan pak Polisi ini malah menambah semangat peserta 212. Ada yang sampai mencarter pesawat segala… edan! Dan puncaknya adalah long march orang-orang Garut dari Garut ke Jakarta, yang selama perjalanan disambut sangat meriah masyarakat dan menjadi iklan gratis di media-media mainstream untuk keuntungan positif aksi 212…. Subhanallah!
Dan alhamdulillah aksi 212 benar-benar bersih dan mulus …. Pak Presiden tergerak (terpaksa?) ikut aksi dan sholat Jumat bersama yang di khotbahi oleh Habib Riziq, orang yang mungkin tidak perlu didengar omongannya oleh Presiden. Gara-gara pak Polisi mumet, FPI dan Riziq menjadi besar dan berubah statusnya.