Janji adalah hutang. Karena janjilah yang menjadi salah satu alasan aku sekeluarga melakukan road trip sejauh 5500 km yang sudah ditulis disini. Cerita soal janji ini berawal pada tahun 2006 kita sekeluarga ngelencer ke Grand Canyon - South Rim. Saat itu anak-anakku masih kecil-kecil dan masih senang-senangnya jalan-jalan ke Disneyland, Legoland, dan Sea world. Mumpung sedangg di California, maka aku memutuskan sekalian nginep di Las Vegas dan jalan-jalan ke Grand Canyon. Aku nggak menyangka kalau kemudian anakku yg kecil ternyata sangat antusias di Grand Canyon, dan minta agar kita bisa turun ke bawah naik kuda/mule.
Tentu saja keinginannya itu tidak bisa aku kabulkan. Karena selain dia masih terlalu kecil, kita ke Grand Canyon secara rombongan tour sehingga ke mana-mana harus bareng, tidak boleh terlalu jauh dari rombongan dan tentu saja waktunya terbatas. Anakku menangis cukup lama sehingga aku berjanji nanti kalau dia sudah cukup besar kita akan kembali ke Grand Canyon dan turun ke bawah. Nah, janji inilah yang ingin aku penuhi pada road trip tahun 2014 ini.
Dari Death Valley (baca disini) menuju ke Grand Canyon, aku sengaja lewat jalan-jalan kecil yang sangat menarik dan unik view-nya, tidak bikin ngantuk, dan lebih sepi. Baru mulai masuk ke peradaban manusia di freeway (I-15 North) pinggir kota Las Vegas, melewati Las Vegas, dan terus ke St George, kota kecil dekat Zion Park yang sangat-sangat menakjubkan (Zion Park ini bisa jadi topic tulisan berikutnya). Kita tidak menginap di Las Vegas, karena selain cukup jauh dari Grand Canyon, juga karena tahun 2006 dulu aku diprotes sama anakku…. “kenapa kita nginap di hotel yang penuh penjudi?” dan saat jalan-jalan di Las Vegas strip banyak sekali pemandangan seronok yang kurang pantas untuk anak-anak. Tapi alasan sebenarnya aku kurang suka Las Vegas, semua serbamewah, megah, tapi artificial alias tiruan. Sorry kalau ada yang keberatan, ini benar-benar masalah selera saja. Nah pada road trip kali ini kita menginap di kota kecil, Kanab –Utah, sekitar 1 jam dari Grand Canyon North Rim.
[caption id="attachment_349798" align="aligncenter" width="630" caption="Grand Canyon North Rim (bonekpalsu)"][/caption]
[caption id="attachment_349799" align="aligncenter" width="630" caption="Grand Canyon North Rim (bonekpalsu)"]
[caption id="attachment_349800" align="aligncenter" width="630" caption="Grand Canyon North Rim (bonekpalsu)"]
Sesuai dengan rencana, di Grand Canyon kita akan turun ke bawah ngarai naik mule, yaitu hewan hasil kawin silang antara kuda betina dan keledai jantan (tidak bisa dibalik lho). Hasilnya binatang sebesar dan setinggi kuda tapi punya ketangguhan, kekuatan, dan suka bekerja keras seperti keledai. Bahkan konon ketangguhan mule ini bisa disamakan dengan unta. Mule ini steril alias mandul sehingga tidak bisa menghasilkan keturunan sendiri, harus dibantu manusia. Tidak jelas siapa yang memulai kawin silang ini, tapi yang jelas kekuatan mule sangat diandalkan untuk membantu manusia. Dari keterangan sang pawang (pelatih) mule, mule yang tidak dipakai untuk bekerja akan stress dan bisa cepat mati.
[caption id="attachment_349802" align="aligncenter" width="630" caption="Dilatih mengendalikan mule (bonekpalsu)"]
Nah syarat untuk bisa ikutan tour naik mule ini adalah bisa berbahasa Inggris secara aktif (fluent), agar kita mengerti perintah/petunjuk sang pawang. Syarat kedua adalah berat badan kurang dari 220 lbs (100 kg) agar mule tidak kewalahan, dan tentunya tidak takut akan ketinggian. Nah syarat terakhir ini cukup menyulitkan buat aku yang takut ketinggian dan sempat punya pikiran untuk membatalkan ikutan tour. Tapi demi janji ke anak, maka rasa takut ditekan.
Sebelum kita turun, semua peserta tour dilatih basic mengendalikan mule. Setelah itu kita jalan satu-satu secara perlahan ke bawah lewat trail yang dibangun zig zag di pinggiran tebing-tebing terjal/jurang. Di beberapa tempat kaki terasa melayang di atas jurang, karena badan mule yang lebar. Sempar merinding sebentar, tapi 5 menit kemudian aku mulai enjoy dan bisa menikmati view di sekeliling trail. Karena jalur trail yang sempit saat berpapasan dengan hikers (jalan kaki), sang pawang permisi minta agar hikers bisa berhenti dan minggir agar rombongan mule bisa lewat. Debu merah/pink beterbangan akibat derap langkang mule membuat rambut, sepatu, dan pakaian kotor.
Ternyata turun Gran Canyon naik mule melelahkan kita karena berat badan kita harus dimiringkan ke arah belakang untuk mengerem gerak langkah mule. Cukup merepotkan untuk orang dengan fisik yang kurang prima. Salah satu bule kerepotan dan hampir jatuh dari mule sehingga sang pawang harus buru-buru turun membantu dan memandu dari dekat.
[caption id="attachment_349803" align="aligncenter" width="630" caption="Going down (bonekpalsu)"]
[caption id="attachment_349804" align="aligncenter" width="630" caption="Kaki melayang diatas pinggir jurang (bonekpalsu)"]