Hubungan Cina – USA, Antara Benci tapi Butuh.
[caption caption="Macet macet .... "][/caption]
Kunjungan Xi Jinping ke Seattle, benar benar bikin rame Seattle, jalanan pada macet dan banyak CEO top dunia pada ngumpul ingin ketemu Xi Jinping di Redmond, WA.
Xi Jinping, Presiden RRC, datang ke Seattle dengan membawa rombongan besar, menurut rumor yang beredar, Xi membawa total sekitar 1000 personel, mulai dari mentri, pejabat negara, bisnisman besar, dan staff pembantu. Bikin heboh karena baru kali ini ada kunjungan pejabat tinggi dari sebuah negara sahabat US ke Seattle selama 3 hari (termasuk datang/pergi) dan memacetkan jalan freeway di antara Everett (Utara Seattle), sampai ke Tacoma (Selatan Seattle). Selama rombongan besar itu lewat, semua akses jalan ditutup total. Ini membuat banyak orang marah marah, bahkan tidak sedikit yang memaki maki. Padahal Presiden Obama yang datang beberapa kali ke Seattle tidak sampai seheboh ini ……. :D. Jika dibandingkan dengan kemacetan di Jakarta, maka kemacetan karena rombongan Xi tidak seberapa, jarak yang biasanya perlu sampai satu jam, harus ditempuh selama 3 jam. Untungnya kehebohan ini sudah di sosialisasikan semingggu sebelumnya lewat TV dan Koran.
Cina memang special bagi US, dan tidak mudah bahkan mungkin US tidak akan pernah bisa menggertak Cina melalui kekuatan diplomasi, ekonomi dan bahkan militer nya. Cina itu bisa dibilang di benci tapi diperlukan oleh US. Hampir semua produk mulai dari jarum pentul, barang2 yang dijual $1 store, baju baju, sepatu …. sampai gadget high end seperti iPhone/iPad adalah ‘made In Cina’.
Khusus untuk produk Apple yang dipasarkan di US, anda akan melihat tulisan Designed By Apple in California, Assembled in Cina. Tulisan di produk Apple ini pernah ditanyakan secara terbuka oleh New York Times, bahkan juga oleh Obama. Koq Apple tidak memproduksi di US saja? Ini bisa sangat membantu ekonomi US. Jawaban Apple singkat … Tidak Mungkin boss!
Infrastruktur dan tenaga kerja di US tidak cukup untuk men support produksi Apple. Di Cina, Apple membutuhkan 230ribu pekerja untuk final assembly nya. Ini jumlah tenaga kerja yang sangat besar, melebihi jumlah penduduk di rata rata kota di US. Andaikan tempat perakitan Apple ada di New York, maka perlu 3 orang untuk setiap 100 penduduk New York yang bekerja untuk Apple. Belum lagi upah pekerja yang sangat murah (untuk ukuran US) yang cuma $17/hari untuk 12 jam kerja /hari. Salah satu eksekutif Apple bahkan pernah menyatakan, di Cina dengan mudah bisa mendapatkan tenaga kerja 3000 orang dalam semalam!
[caption caption="Xi dan CEO Top Dunia"]
[/caption]
Kedatangan Xi ke Seattle ini merupakan kesempatan besar buat perusahaan besar di Amerika untuk bisa meraih pangsa pasar yang lebih besar di Cina, sehingga para top CEO dan pemilik perusahaan besar di US rela bergiliran antri … ya antri…. untuk bisa berbicara langsung ke Xi. Seperti Mark Zuckerberg dari Facebook, yang dengan percaya diri mememerkan kemampuan berbahasa Cina nya ke Xi Jinping sehingga semua hadirin tertawa. Pada saat ini Facebook dan Google masih diblokir di Cina. Mark curhat ke Xi agar Facebook bisa bebas diakses di Cina. Selain itu ada giliran Tim Cook (Apple), Virginia Rometty (IBM), Satya Nadella (Microsoft, tuan rumah), dan Jeff Bezos (Amazon). Jack Ma dari Alibaba juga terlihat ditengah2 para top CEO tsb. Selain curhat masalah susahnya perusahaan besar untuk masuk ke Cina, juga keluhan2 tentang produk KW di Cina (termasuk pembajakan software, music, dan movie) yang tidak tersentuh oleh hukum, malahan sepertinya dilindungi oleh pemerintah Cina. Â
Bill Gate bahkan sampai mengundang makan malam secara khusus di kediaman pribadinya, di Medina WA, untuk Xi dan rombongannya. Benar benar luar biasa si Xi Jinping ini.Â
Dalam kunjungan hari keduanya, Xi mampir ke Boeing untuk ikut tour plant sekaligus menyaksikan penanda tangan-an pembelian 300 pesawat Boeing senilai $36 billion dan kesepakatan Boeing–Cina untuk membangun pusat final delivery pesawat 737 (pengecatan, Interior) di Cina sebagai langkah Boeing untuk bisa bersaing dg Airbus di Cina. Airbus sudah mendirikan final assembly A320 di Cina pada tahun 2008. Â
Langkah Boeing untuk membuka pusat final delivery di Cina ini tentu saja menuai kritik tajam dari pihak serikat buruh yang kuatir akan mengancam kelangsungan pekerjaan mereka. Namun secara bisnis langkah ini juga didukung cukup banyak employee Boeing, karena sesuai estimasi dalam 20tahun kedepan diperlukan pesawat senilai lebih dari $1 trilliun. Dan lagi jumlah backlog pesanan pesawat 737 sudah mencapai lebih dari 4000 pesawat, perlu tahunan untuk pembeli menerima pesawat yang dipesannnya. Boeing mengharapkan agar pusat final delivery di Cina ini akan me-ningkatkan delivery pesawat 737 lebih dari 50 pesawat perbulan. Ya lebih dari 50 pesawat per bulan.
[caption caption="Demo Pendukung dan Penentang Xi di Everett WA"]
[/caption]
RI-1 ke USA