[caption caption="Double Parking"][/caption]Pada tahun 2006 aku menghadiri ceramah Tariq Ramadan, cucu dari tokoh terkemuka Mesir Hasan Al-Bana, yang dilahirkan dan hidup di Swiss. Ceramah bertempat disebuah ruang perkantoran di Redmond-WA, yg disewa sebagai masjid sebelum kita punya masjid permanent. Isi ceramah beliau sangat menarik, dan dimulai dengan sebuah cerita (nyata) tentang dua orang Polisi Swiss yang menunggu seorang pemilik mobil karena parkir sembarangan didepan sebuah masjid.
Pemilik mobil tidak merasa bersalah dan berusaha menjelaskan bahwa dia terburu-buru mengejar waktu sholat dan terpaksa harus parkir ditempat itu agar tidak terlambat sholat berjamaah. Dua polisi yang menilang itu menggeleng geleng kan kepalanya ....... tidak mengerti dengan jalan pikiran pemilik mobil itu: kenapa untuk melakukan sebuah perbuatan yang seharus nya baik dan benar (sholat berjemaah di mesjid) muslim itu harus melanggar hukum terlebih dahulu? Kenapa sebuah perbuatan benar harus dimulai dengan perbuatan yang salah? Tiket tilang tetap diberikan oleh polisi Swiss ke sipemilik mobil.
[caption caption="Parkir Yang Jelas Salah"]
Cerita soal parkir sembarangan itu tentu saja disambut gelak ketawa yang ramai-bergemuruh oleh yang hadir diacara itu, karena soal perparkiran kami semua sangat mengerti, sangat paham, dan juga terjadi di masjid-masjid disekitar Seattle. Sampai sekarang. Ada lebih dari satu masjid di Seattle dan sekitarnya yang harus ditutup (dicabut izinnya) oleh City karena sudah berkali kali dan sudah sangat keterlaluan melanggar peraturan lalu-lintas (terutama parkir). Tidak ada sangkut pautnya dengan Islamophobia sama sekali.
Sampai diantara kita orang orang Indonesia ada guyonan: kalau mau membuat bank, toko-toko tutup atau pindah gampang sekali. Sewa sebuah tempat didekat bank/toko tersebut untuk masjid. Bisa dipastikan akan banyak complain dari bank, toko2 terdekat soal parkir dan etika pengemudi (muslim) di area tersebut. Customer bank dan toko menjadi enggan, malas masuk area dan memilih ke tempat lain, sehingga bank dan toko bisa bangkrut atau harus pindah.
Ketika komunitas Muslim Indonesia di utara Seattle menyewa sebuah tempat untuk dijadikan masjid, ibu-ibu dari Indonesia (termasuk bojoku) berinisiatif untuk membantu mengatur perparkiran ini, terutama saat Jumatan. Karena tempat parkir digedung yang kita sewa itu adalah tempat parkir umum, sharing dengan penyewa gedung lainnya (restoran, toko, dan beberapa kantor). Dan hari Jumat adalah hari yang paling krusial.
Ibu-ibu dr Indonesia harus melawan dingin dan juga hujan untuk mengatur dan menjaga agar mobil mobil yang berdatangan agar tertib parkirnya. Tempat parkir yg sudah penuh diberi tali penghalang agar tidak dimasuki oleh mobil yang bisa menghalangi mobil lain yang ingin keluar. Usaha ibu ibu membantu mengatur perparkiran ini dilakukan selama beberapa bulan dan lumayan membuat parkir disekitar masjid menjadi lebih tertib, rapi, walaupun tetap ada saja yang berusaha ngotot ingin parkir sembarangan dengan alasan yang klasik: sudah terlambat sholat Jumat.
Inisiatif ibu-ibu ini juga dimaksudkan untuk mendidik dan membiasakan jemaah mesid (Jumatan) tertib, datanglah lebih awal kalau mau parkir dekat, dan kalau datang terlambat ya resikonya parkir agak jauh. Tetapi akhirnya usaha gigih ibu-ibu itu kalah juga oleh waktu, kalah oleh kebandelan, kalah oleh kebebalan sejumlah orang yang susah sekali… sulit sekali… dan mungkin tidak bisa lagi diubah. Apa mungkin dalam pikiran sebagian orang-orang itu “biarkan saja parkir melanggar hukum, asal sholat tidak terlambat” :(
Kemudian giliran pengurus masjid (bapak-bapak Indonesia) main agak kasar. Kalau ada yang parkir sembarangan akan di tow dan pemilik baru bisa mengambil mobilnya di tempat towing setelah membayar sejumlah denda. Heboh lah para jemaah yg mobilnya kena tow, ada yang pasrah, ada yang marah marah …. Towing ini berhasil membuat keadaan tertib sebentar, ya cuma beberapa bulan ….. dan akhirnya tukang towing nya menyerah juga dan area parkir kembali kacau.
Pihak landlord (pemilik gedung) mengancam akan menutup aktifitas masjid kalau masalah parkir ini tidak segera dibereskan. Sudah puluhan kali atau mungkin ratusan kali khatib/Imam Jumatan, dan pengurus mesjid woro-woro didepan microphone agar pemilik mobil tidak double parking, menghalangi mobil lain. Tapi tetap saja ada orang orang bebal, bandel, super duper ndableq yang melakukan double parking. Dan parahnya para pelaku double parking ini terlihat santai tidak terburu buru memindahkan mobilnya, tapi malahan menyempatkan sholat sunat, ngobrol sama teman, menelpon dan pura-pura tidak tahu.
Padahal ada banyak mobil yang sedang menunggu. Kalau ada yang menegur bisa dipastikan ada pertengkaran dan biasanya justru pembuat onar ini lebih galak dan membuat orang malas menegur. Biarin aje suka-suka gue, bukan urusan lu, itu kan urusan para pengurus masjid .... haduh tobat! Agar masalah parkir ini bisa berkurang, pengurus masjid mengadakan 2 kali Jumatan. Yg pertama jam 12:30pm, yang kedua jam 1:30pm. 2 Jumatan ini bisa membantu sedikit masaalah parkir ini, tapi ada saja yg super bebal untuk parkir sembarangan.