Tantangan mas IsJet yg sdg dapat tugas nonton pesta Piala Dunia disini membuat aku ingat kembali saat pernah 'nyasar' jadi TKI hampir 3 tahun di Braziw (Brazil) pd 2001-2003, tepatnya di kota Sao Jose dos Campos  yg terletak di 90km diatas Sao-Paulo dan 350km an dibawah Rio de Janeiro.
[caption id="attachment_346648" align="aligncenter" width="498" caption="Sao Jose dos Campos dr jendela Apt. Lt 10"][/caption]
Brazil terutama di Sao Paulo selintas mirip Jakarta, macet, banyak anak2 jalanan, kriminal tinggi dan jurang antara yg kaya dan yg miskin sangat lebar. Iklim yg subtropis akan menjadi  nyaman saat Juni- Agustus (frio) dan menjadi sangat panas saat Nov-Januari  (muito quente).
Kembali ke tantangan om Isjet, saya jadi bertanya tanya : tantangan apa sih yg dicari oleh om Isjet? Kalau om Isjet punya waktu dan dapat dana lebih dari Kompas, maka saya menyarankan untuk bisa mampir ke utara, ke Manaus di hutan Amazon dan berpetualang jalan dihutan dan naik jembatan dari pohon kepohon. Atau ke Pantanal di Mato Grosso, rawa terbesar didunia yg banyak dihuni Jacarei (sejenis buaya), burung2 dan ikan2 air tawar, termasuk Piranha tentunya. Tapi Pantanal lebih afdol bila dikunjungi saat musim panas, saat air rawa surut dan kehidupan dibawah rawa lebih mudah terlihat, termasuk ikan piranha. Btw, dikota2 besar sebutan piranha (baca piranya) lazim diartikan juga untuk WTS, jadi jangan ngomong piranha disembarangan tempat :D
Bisa juga mas IsJet terbang jauh ke keselatan ke Foz de Iguacu, air terjun milik 3 negara Paraguay, Argentina, dan Brazil. Tapi Brazil yg beruntung memiliki view yg terbagus .... disini bisa naik speed boat menembus tirai kabut air terjun yg cukup mendebarkan.  Iguazu ini rasanya lebih bagus daripada Niagara. Tidak cukup itu saja, mas IsJet bisa nyebrang ke Paraguay lewat guide/calo tanpa visa, untuk membeli barang2 (terutama elektronik selundupan) yg harga nya lebih murah drpad di Brazil, tapi petualangan ini  ini cukup rsikan karena passport harus  diserah kecalo dan dititpkan ke petugas. Kita tidak boleh turun dari mobil (taxi) selama transaki antara calo dg petugas berlangsung. Passport akan dikembalikan saat akan nyebrang lagi ke Brazil. Selama di Paraguay hidup kita tergantung sang calo  :(
Andai  om IsJet datang ke Brazil minggu awal di bulan February , maka Brazil menjadii sangat menarik dg adanya Carnaval, pesta besar rakyat Brazil jauh lebih besar dr Natal dan Tahun baru. Libur nasional seminggu. Carnaval di Rio mungkin sering muncuk di TV2 Indonesia ( menurut aku terlalu glamour dan artifisial), cobalah  datang ke Salvador di Bahia saat carnaval  .... ikut joget , nyanyi dan mabuk dg puluhan ribu orang dijalanan ... benar2 pesta super duper gila gilaan. Tentu saja setelah joget anda bisa melanjutkan dg acara pribadi dg brasileira (cewek Brazil) yg rata2 sangat sexy dan cantik .  Dari teman sekantor di Brazil dulu ada joke, kalau ada yg lahir dibulan November maka bisa ditebak dia dalah 'hasil' dari carnaval (9 bulan setelah February).....  :D.  Sekedar info, Brazil mayoritas mengaku Katolik dan mungkin negara dengan pengakuan orang yg  melihat penampakan bunda Maria (Nossa Senhora)  terbanyak di dunia, tapi kehidupannya sangat liberal, bebas ..... terutama pergaulan anak2 muda. Orang pelukan dan cipok2an terlihat dimana2. Saat antri beli tiket (subway/bioskop) dg santai orang cipokan dg nafsu. Nunggun lift di apartement juga sering nemuin orang2 pelukan dan cipokan ... bikin rish dan iri saja :D, bahkan menurut teman brasileiro (cowok Brazil), para orang tua lebih senang kalau anak gadisnya dipacari di kamar dalam rumah bukan ditempat lain, karena kalau dilarang mereka pasti kan melakukannya diluar rumah yg tidak terjamin ke aman dan kebersihannya, makanya lebih baik dirumah saja, gampang dikontrol . Aneh? tidak untuk orang2 Brazil.
[caption id="attachment_346649" align="aligncenter" width="446" caption="Di puncak Corcovado"]
[caption id="attachment_346650" align="aligncenter" width="504" caption="Pao de Acucar dg background Copacobana"]
Nah kalau om IsJet cuma punya waktu di sekitar Rio saja, maka yg bisa aku sarankan coba naik Helikopter di dari atas Pao de Acucar, rasain naik helikopter dg pilot gila tanpa asuransi ....jauh lebih serem drpada naik roller coaster dan  bener2 bikin kapok. Atau jalan2 di Favela,  perkampungan liar di lereng2 bukit sekitar Rio, tapi ini tidak pernah aku lakukan krn tidak ada guide dan terlalu berbahaya. Sedikit cerita bagaimana gambaran gawatnya kriminal di Rio (saat itu) adalah ketika itu kita sampai di terminal bis Rio jam 5 pagi, karena masih gelap kita menunggu matahari sekitar satu jam di dalam terminal dan naik taksi ke hotel dikawasan pantai Copacobana. Karena datang terlalu pagi, kamar belum bisa dimasuki (Check-in jam 10am) tapi koper2 dan bisa dititipkan di lobby sehingga kita bisa mulai explore Copacobana. Saat itu Copacobana masih belum terlalu rame, banyak orang yg jalan, lari dan naik sepeda di sidewalk diseberang jalan hotel pas di pinggir pantai Copacobana.  Kita (berdua) memutuskan nyenbarng jalan dan turun ke pantai. Pantai Cobacobana selain panjang juga sangat lebar dan kalau kita terus turun ke garis pantai bakalan tidak terlihat orang dan kita tidak akan melihat jalan raya diatasnya. Baru saja kita bergerak untuk turun, tiba2 dari belakang ada orang lari sambikl berteriak cukup keras. Ternyata pegawai hotel lari tergopoh2  menyusul kita, sambil teriak senhor! ..., muito perigoso! muitio roubo! Bahaya! banyak penodong! Intinya dia mencegah kita turun lebih jauh lagi dan menyarankan untuk tetap dipantai atas yg terlihat dari jalan raya. Kita disarankan untuk turun nanti kalau pantai sdh mulai rame sekitar jam 10 an .... waduh mbok!   Cerita lain ada teman sekantor dr Canada yg ngajak keluarga dg bayi+bapak/ibu liburan di Rio. Naasnya pas lampu merah, ditodong pistol dan mobil dirampas seisinya ... paspor/ duit/koper amblas. Dari cerita polisi ternyata ada perampok yg lari danmeramnpok mobil untuk kabur .... aduh mbok lagi! Yg paling tragis, ada sopir taksi langganan kita yg sering dipakai ngantar keluarga jalan2  dan belanja, tewas tertembak pas seminggu sebelum dia pensiun. Kita sdh menerima undangan untuk datang kerumahnya ber BBQ (Churrasco) dirumahnya . Ceritannya beliau sdg mengantakan seorang pegawai bank, sang pegawai bank selamat dan perampok kabur dg uang cuma R$1500 (sekitar US$500 sat itu).
Terakhir ada pesan (guyon) dari Dubes RI khusus ke WNI (pak dubes RI dan Atase RI rajin mengujungi kita, mungkin krn jarang TKI yg nyasar di Brazil, atase pertahanan RI saat itu adalah adik kandung pak LetJend. Sjafrie Sjamsoeddin  ). Ada 3 hal yg jangan kita lakukan untuk bisa hidup selamat di Brazil:jangan melarang sepak bola, jangan melarang carnaval, dan jangan melarang selingkuh.
Yo wes ... ngono ae rek, sorry kalau kurang akurat krn hanya mengandalkan memori saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H