Mohon tunggu...
bonekpalsu
bonekpalsu Mohon Tunggu... profesional -

Bonek palsu yg bejo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Bakar Jembatan

27 November 2014   09:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:43 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14170314611646314094

Jangan Bakar Jembatan

[caption id="attachment_378473" align="aligncenter" width="320" caption="Jangan Bakar Jembatan (ilustrasi dr http://www.crunchyroll.com)"][/caption]

Don’t Burn bridges, idiom ini kalau diterjemahkan bebas dalam bahasa Indonesia bisa menjadi jangan putuskan silaturahmi, jangan putuskan hubungan baik, jangan putuskan sesuatu yang tidak akan bisa disambung kembali.

Adalah juragan besarku yang mengucapkan idiom ini dalam sebuah acara perpisahan seorang rekan kerja ku yang keluar dari perusahaan dan pindah ke Florida, ke state yang terkenalsebagai sunshine state. Arti dari ucapan juragan besarku itu adalah, dia akan mempertimbang kan untuk menerima rekanku kembali bekerja di Seattle jika dia ternyata suatu saat tidak betah bekerja di Florida. Di perusahaanku ada aturan yang tidak mengikat untuk seseorang yang akan keluar dari perusahaan secarabaik baik, yaitu untuk membereskan pekerjaan yang tersisa, mentransfer segala data, ilmu, dan dokumen-dokumen kepada Lead atau rekan kerja lain untuk diteruskan. Proses transfer ini paling tidak perlu 2 minggu sebelum hari terakhir, dankalau memungkinkan, perusahaan akan lebih senang kalau dilakukan 8 minggu sebelum hari terakhir. Orang yang ingin keluar dari perusahaan secara baik baik harus sudah member info resmi ke manager/lead/juragan jauh hari sebelumnya. Tidak ujug ujug, tiba tiba.

Memangnya ada yang keluar (bukan dipecat) secara tidak baik baik?

Ada! beberapa … salah satu contohnya seorang rekan kerja (dari lain bagian, tapi aku butuh data dari dia) yang sudah cukup senior dengan gelar phD. Selama ini beliau bekerja seorang diri, tidak ada yg membantu atau mengecek hasil pekerjaannya, sang lead dan manager mungkin terlalu sibuk ataujuga terlalu percaya pada hasil kerja rekan tersebut. Padahal aku sering kewalahan dengan data data yang dikirimkannya untuk ku, terlalu banyak revisi. Nah suatu saat Lead dari rekan tersebut harus menerbitkan dokumen resmi, ada auditor yang bertugas untuk men check semua data/angka/referensi dalam dokumen tersebut dan menemukan banyak kesalahan data, methoda dan format. Sang auditor cukup ‘nyinyir’ untuk mempertanyakan semua hal yang dia temukan …. Dan akhirnya pada suatu pagi, rekan senior itu langsung datang ke kantor manager sambil menyerahkan bagde, dan kunci2 komputer/kabinet. “ Saya keluar hari ini”. Dan terus saja langsung ngeluyur keluar …..….  :(

Tidak banyak yangbisa dilakukan sang manager, selain kalang kabut me review semua pekerjaan yang ditangani employee yang keluar itu. Berberapa langkah ‘damage control’ harus dilakukan, dan aku termasuk yang kena getahnya karena harus me-revisi pekerjaan ku. Yang jelas orang ini sudah “burns the bridges”, membakar jembatannya, memutus hubungan baik dan tidak akan mungkin diterima kembali di perusahaanku atau subsidiary nya, bahkan perusahaan patner sekalipun.

Contoh lain saat jadi TKI di Brasil. Ada rekan kerja keturunan Bangladesh tapi sudah jadi WNB (Warga Negara British), dan sombong nya melebihi Britons asli. Pada suatu pagi sekitar jam 7:00am, aku masih melihat dia duduk dan bekerja di depan computer mejanya. Tak lama kemudian di pergi, dan screen komputer tidak di lock, tetap on, sehingga mengesankan dia cuma pergi sebentar ke WC atau mungkin ke cafeteria untuk ngopi. Sampai tengah siang dia tetap tidak muncul, dan lead ku mulai gelisah dan bertanya apakah aku tahu ada dimana rekan tersebut. Kira kira jam 3 sore Lead ku mengabarkan, bahwa dari info sesama Britons, orang Bangladesh itu sudah kabur keluar Brasil naik pesawat siang tadi (jam 2:00pm) . Ternyata dia sudah menjual mobilnya dan barang barang yang cukup berharga, dan barang barang lain ditinggal begitu saja di apartemen sewaannya. Tagihan, listrilk, telpon, internet, dan tagihan kerusakan apartemen yangbiasanya di check saat akan pindah juga ditinggal blak begitu saja. Orang Bangladesh itu cuma rugi seminggu gajinya tidak akan dibayar…..aduh mbok! Memang aneh kelakuan orang yang satu ini. Semua ini karena ada problem (dan aku juga punya problem yang persis sama) dengan imigrasi Brazil yg sebenarnya bisa di selesaikan dengan cukup mudah.

Mungkin kita bisa bilang: tidak akan pernah kembali keperusahaan yang sama, atau tidak akan pernah ketemu dengan orang orang yang sama. Tapi dari pengalamanku justru sebaliknya …. Dunia “serdadu bayaran” ternyata tidak terlalu luashe he he. Saat pindah pekerjaan (dan pindah Negara), aku selalu bertemu dengan orang orang yg pernah bekerja sama dengan aku. Aku mendapat kesempatan macul di manca Negara, salah satu faktor pentingnya adalah adanya REFERENSI dari orang yang mengenal ku.

Saat macul di Jerman, kebetulan sang chief nya kenal dengan aku, dulunya kita pernah bekerja dan main tennis bareng. Pindah kerja ke Brasil juga karena ada seorang bekas rekan kerja yang sudah duluan berangkat ke Brazil memberi rekomendasi namaku saat perusahaan mencari tambahan serdadu.

Saat pindah ke US juga karena ada referensi. Suatu saat aku akan di lay off (berhentikan dengan hormat), manager ku memanggilku ke kantornya dan bilang aku masih punya waktu 2 minggu untuk bekerja disini. Sedikit goncang juga, tapi ada manager dari group lain yang berbaik hati yang memberi nomor telpon nya, kalau2 aku berminat bekerja di groupnya. Aku juga kontak kontak dengan beberapa teman, , dan besoknya ada yg ngirim text (SMS)untuk janjian wawancara via telpon dengan tawaran yg menggiurkan. Atas kontak dan rekomendasi dari seorang teman, aku cuma ngganggur sehari saja (hari Jumat) dan langsung bekerja besok Seninnya dengan gaji yag lebih besar ha ha ha…

Nah untuk status diposisi kuyang terakhir ini, pada akhir tahun 2009 aku kembali harus di lay-off, dengan sedikit terpaksa aku kontak (via SMS) ke manager yang lama untuk mengabarkan bahwa mulai besok aku available …. alias ngganggur. Eh … nggak disangka dalam sejam kemudian beliau menelpon ku balik dan mengatakan kenapa aku tidak mengontak dia dari dulu? Dia sedang butuh orang …. dan minta aku mengirim lamaran ke perusaahan (via web) secepat mungkin. Tapi karena statusku ke berubah dari "serdadu bayaran" ke “serdadu tetap”, si manager tidak bisa menerima aku begitu saja, tapi semua harus lewat jalur resmi di Web site perusahaan agar fair untuk semua orang.Prosesnya memakan waktu hampir 2 bulan sebelum aku bisa bekerja kembali. Aneh juga melihat sang manager yang senewen,repot2 menanyakan lamaran, status offer perusahaan (aku mau menerima atau tidak), dan aktif memantau statusku di HRD …. Dia bener2 butuh orang yang bisa membantu groupnya sesegera mungkin.

Jangan pernah memutuskan hubungan baik, karena kita tidak akan pernah tahu apa yg akan terjadi.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun