Hidup selalu menghadirkan hal-hal yang menakjubkan. Seseorang yang awalnya dianggap biasa-biasa saja di suatu masa ia tampil begitu luar biasa.Sepuluh tahun lalu untuk mengisi kejenuhan di ruang kelas saya selalu bercerita tentang perjuangan tokoh-tokoh dunia kepada anak didik. Memang ada yang menganggap itu sekedar hiburan, ada juga siswa tertentu yang membawanya ke alam imajinasi mereka.Â
Di saat kuliah ia begitu aktif di organisasi kemahasiwaan. Suatu hari siswa itu menjadi teman bicara yang produktif. Ia menjadi seorang aktivis yang cukup di kenal di masanya. Kedepan bisa saja ia akan mengukir hal-hal besar untuk dirinya dan akan menunjukkan kepada dunia.
Sebagian lagi, ada yang jago IT, Â dan masih banyak lagi dari mereka yang memiliki keahlian tertentu yang sejujurnya saya pun tidak bisa capai apa yang mereka capai hari ini. Kita juga bisa mendapati hal lain ketika anak didik kita memiliki jabatan yang lebih tinggi dari kita di birokrasi, Â bahkan menjadi bupati atau gubernur.
Di dunia politik kita mengenal tokoh besar di abad ini Joko Widodo. Seseorang yang menjadi role model kepemimpinan di era kekinian. Dia memiliki rekam jejak politik yang mengkilap dengan tidak pernah gagal di setiap perhelatan politik yang diikutinya. Dua kali wali kota, Â sekali gubernur dan dua kali menjadi presiden.
Apakah Pak Joko Widodo tiba-tiba "lahir" menjadi seorang politisi : menjadi wali kota, Â gubernur dan presiden? Â Tentu ia memiliki mentor dan guru-guru politik yang mumpuni. Seandainya saat itu FX Rudy Hadyatmo menolak lamaran tim Jokowi pada perhelatan pemilihan Wali Kota Solo 2005 apakah Joko Widodo hari ini menjadi presiden dua periode? FX Rudy Hadyatmo adalah Ketua DPD II PDI-P Solo artinya dari segi pengalaman politik lebih baik dari Jokowi saat itu.
Nah ketika Gerindra mengklaim bahwa Joko Widodo lebih dekat dengan mereka dan mereka yang membentuk Jokowi ya patut kita akui. Tahun 2012 dalam perhelatan Pilgub DKI Jakarta PDI-P dan Gerindra lah yang mengusung Jokowi-Ahok. Dan mereka keluar sebagai pemenang. Proses itulah yang membentuk Joko Widodo menjadi pemain catur politik yang baik.
Menurut cerita, Pak Jokowi itu seorang pendengar yang baik, seorang yang dialogis dan akomodatif. Dan proses Pilgub DKI Jakarta jelas ada pembelajaran politik bagi Jokowi. Soal yang membentuk Joko Widodo itu Gerindra atau siapa ini sih masih klaim sepihak.
Ketika bertarung di ajang Pilpres 2014 dan 2019 Â jelas yang berada di sekeliling Jokowi adalah tokoh-tokoh politik tanah air, ketua partai, pakar dan konsultan politik. Mereka berperan sebagai guru politik bagi Jokowi.
Apakah mereka yang memberi masukan, arahan, bimbingan, melakukan konsolidasi serta memberi perintah kepada Joko Widodo memiliki karir politik yang lebih tinggi dari Pak Joko Widodo?
Itulah faktanya. Suatu saat seorang anak didik akan lebih hebat dari gurunya. Oleh karena itu bersikaplah hormat kepada orang lain saat mereka belum memiliki apa-apa supaya kelak ketika mereka menjadi pribadi yang luar biasa mereka akan memperlakukanmu secara istimewa. Karena hidup selalu menghadirkan kejutan-kejutan. Ada yang menakjubkan ada juga yang memilukan serta miris.
Salam Damai