Di tengah keterbatasan dana, banyak daerah di Indonesia kesulitan untuk meningkatkan kesejahteraan nasib guru. Salah satu cara meningkatkan nasib guru yang paling realistis adalah melalui pengangkatan status guru dari honor komite menjadi honor daerah atau pegawai tidak tetap.
Peran guru sangat vital dalam pembangunan bangsa. Namun pada praktiknya, di lapangan banyak guru yang kurang beruntung hal ini terkait masalah upah atau gaji. Masalah ini menjadi hambatan dalam melaksanakan tugas. Jika terus dibiarkan kualitas pendidikan kita akan tetap stagnan. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus melakukan pengangkatan seperti yang terjadi di Kabupaten Sumba Timur.
Penantian lama dari rekan-rekan guru honorer terobati. Kamis (24/5) sebanyak 442 orang guru honorer akhirnya menerima SK sebagai pegawai tidak tetap (PTT) di Kantor BKD Kab. Sumba Timur. Pengangkatan ini melalui banyak pertimbangan terutama masa kerja. Pemda menetapkan syarat dengan prioritas utama adalah mereka yang sudah mengabdi di atas 10 tahun.
Bagi saya ini luar biasa karena dilandasi pertimbangan yang manusiawi. Bayangkan saja, jika pengangkatan PTT harus melalui tes?
Bukan mengabaikan kemampuan guru senior dengan banyak pertimbangan saya percaya lulusan baru akan lebih mendominasi. Di titik ini saya bilang Pemda Sumba Timur sudah melakukan kebajikan.
Soal upah guru honorer sangat berbeda dengan guru PNS tapi soal kinerja mereka berada di garda terdepan.
Yang menjadi keluhan selama ini adalah soal "ketidakadilan" upah untuk guru honorer. Pembayaran gaji guru honorer berdasarkan juknis BOS. Sudah diatur di dalamnya bahwa gaji guru honorer adalah 15 persen dari keseluruhan dana operasional sekolah. Kalau banyak guru honorer di suatu sekolah maka semakin kecil pula upahnya apalagi ditambah sedikitnya jumlah siswa.
Jadi, mereka yang bekerja upahnya tidak disebut gaji tapi disebut uang transportasi. Kalau menjadi PTT gajinya dialokasikan melalui APBD Kabupaten Sumba Timur dan rutin diterima setiap bulannya. Kalau tidak salah sekitar 1,6 juta per bulan. Sedangkan dana BOS pertiga bulan kecil pula terimanya.
Namun bagaimanapun kondisinya teman-teman honorer ini selalu terpanggil apalagi mereka pendidik, mereka terus berusaha untuk mengabdi.
Hari ini dengan diangkatnya mereka sebagai PTT secara tidak langsung Pemda Sumba Timur telah menaikkan derajat mereka sebagai guru, motivasi, kinerja, dan prestasi mereka. Mereka akan lebih total melaksanakan tupoksinya. Karena sebagian energinya tidak lagi dipakai untuk mengeluh.
Akhirnya saya mau bilang, seperti kata kepala BKD Kabupaten Sumba Timur, Pak Lu Pelindima S.Sos yang saya rangkum dari waingapu.com, "Pertama guru yang baru diangkat menjadi PTT harus bersyukur kepada Tuhan, kedua, berterima kasihlah kepada Pemda Sumba Timur dan inti dari semuanya itu tingkatkan etos kerja."