Mohon tunggu...
Bonefasius Sambo
Bonefasius Sambo Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang gemar menulis

Penulis Jalanan ~Wartakan Kebaikan~

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masih Soal Pak Setnov

25 November 2017   21:59 Diperbarui: 25 November 2017   22:10 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi kebanyakan orang dalam konteks kasus Papa Minta Saham, dan teranyar kasus korupsi e-ktp, Pak Setnov  menjadi objekan yang dibabat habis habisan. Ok, baiklah. Tapi saya memiliki pandangan tersendiri dalam perjalanan panjang karir politik Pak Setnov.  Beliau beranjak benar-benar dari bawah. Dimulai dari penjual minyak goreng, distributor pupuk, sopir pribadi dan bendahara umum. Dari proses panjang itu telah membawa dirinya menuju kursi nomor 1 DPR RI.

Siapa yang bisa bermetamorfosa seperti Pak Setnov? Walau ia gemilang dalam hal intelektual belum tentu ia sanggup menduduki jabatan elit di panggung politik tanah air.

Apa lebihnya Pak Setnov?

Kalau Pak Setnov disamakan dengan seorang pesulap, dia seorang illusionist,  ya seperti David Copperfield-lah, beliau bukan seorang magician aliran escape magic, ala Cris Angel. Ia baik dalam membangun relasi pertemanan dengan para koleganya. Justru karena itulah  orang sekontrolversial seperti Duo F (Fadli Zon dan Fahri Hamzah ) nyaman berada disampingnya.

Pak Setnov bukan pemain politik yang boros dalam berkomunikasi atau gemar menciptakan kontroversi hanya untuk mendapatkan panggung. Ia kalam setampan wajahnya di waktu muda. Kamu yang ngaku ganteng jangan sombong ya? Tak ada legalitasnya.  Tapi Pak Setnov pernah di daulat menjadi pria tertampan sekota Surabaya. Keren kan?

Hari ini anak bangsa boleh saja menghukum Pak Setnov karena ekses-nya telah melanggar kode etik seorang pejabat negara. Namun begitu, bagi kaum muda yang ingin terjun ke dunia politik Anda bisa saja belajar dari Setya Novanto.

Sebelum Anda terjun ke gelanggang politik, Anda perlu membangun apa yang dibilang retail politic atau politik eceran. Maksud saya investasi sosial, berteman baik, jangan lupa bagi jatah dengan teman, ikatlah teman dengan "kebaikan" hatimu. Dan Pak Novanto sudah membuktikan itu. Walau ditubuh Golkar memiliki banyak faksi namun ia berhasil keluar sebagai Ketua Umum Golkar dan Ketua DPR RI. Hal seperti ini jika tanpa "modal dan investasi" jangan harap Anda bisa menjadi nomero uno di Golkar. Mustahil. ...

Dan diakhir tulisan ini saya mau bilang bahwa di dunia ini hanya ada dua warna yang mendominasi yaitu hitam dan putih. Jika Anda ragu tinggallah diantara kedua warna itu yaitu abu-abu. Kalau perlu Anda bisa belajar menjadi Don Juan dalam menaklukkan para wanita. Eits jangan pikor dulu, mari Anda belajar jangan menggunakan perasaan.

Karena perasaan bukan hanya bekin hati yang sakit tapi "batangnya" juga,.

Salam Damai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun