Mohon tunggu...
Bonefasius Sambo
Bonefasius Sambo Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang gemar menulis

Penulis Jalanan ~Wartakan Kebaikan~

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memaknai Gaya Busana Jokowi dari Jaket Bomber Sampai Sepatu Sneakers

10 Juni 2017   09:44 Diperbarui: 10 Juni 2017   10:37 1406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jins Biru dan Sepatu Sneakers Jokowi Sumber : Facebook Presiden Joko Widodo

Jokowi itu bukan seorang orator ulung melainkan seorang pekerja. Jadi, ia akan tampil dalam menyampaikan pesan melalui pakaian, gesture atau bahasa kiasan. Bukan melalui kata-kata yang super canggih ala Pak SBY. Pak Jokowi selalu tampil beda dan misterius dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa.

Simbol politik Pak Jokowi itu simbol politik kreatif dan produktif. Tidak kosong atau hanya sekedar tebar pesona untuk dirinya saja. Tapi apa yang dilakukan efeknya untuk masyarakat.

Boleh dikatakan bahwa Pak Jokowi itu sadar kamera. Ia juga sadar bahwa segala apa yang ia lakukan, bicara atau berbusana akan disorot oleh kamera. Makanya disaat tertentu atau ketika beliau menemukan momentum ia akan mengenakan produk dari rumah industri kreatif tertentu untuk dipamerkan.

Jika Pak Jokowi menggunakan produk seperti jaket bomber itu bermaksud menghidupkan industri kreatif. Saya yakin jaket bomber itu harganya tidak lebih dari lima ratus ribu rupiah. Artinya harga jaket itu bisa dijangkau oleh masyarakat menengah kebawah jika dipromosikan. Kita bisa lihat bagaimana setelah jaket bomber yang dikenakan Jokowi menjadi tranding topic, banyak rumah industri memproduksi jaket bomber dalam jumlah banyak.

Bayangkan bagaimana jika ia menggunakan produk bermerek? Harga di atas lima jutaan apakah ini bisa dijangkau oleh masyarakat umum? Namanya juga Jokowi dirinya akan membeli atau menggunakan barang-barang yang diproduksi dari dalam negeri sendiri. Jika Pak Jokowi menggunakan produk “branded” yang mewah dan mahal itu ini baru pas dibilang pencitraan. Masa sih ditengah tekanan ekonomi, masyarakat hidup susah pemimpinnya malah bergaya dengan segala kemewahannya.

Pesan politik lainnnya yang bisa kita dapatkan dari sengketa China Selatan atau lebih dikenal peristiwa Nine Dashed Line atau Sembilan Garis Putus-putus yang nyaris membawa Indonesia ke konflik bersenjata. Kehadiran seorang Presiden di Kepulauan Natuna secara implisit bisa kita baca bahwa pemimpin negara kita tidak takut kepada negara manapun atau Presiden kita berada di garda terdepan untuk membentengi rakyatnya dari serangan lawan.

Dari berbagai ulasan di atas, mestinya kita sadar bahwa seorang pemimpin selain melaksanakan tugas konstitusional ia juga peka dengan fenomena zaman yang serba “duit”. Kepekaan itu dengan memanfaatkan semua momentum untuk membantu rakyatnya dari himpitan atau jeratan ekonomi, dari jeratan kemiskinan dan mengatakan bahwa rakyat Indonesia harus melepaskan diri dari mental inlander.

Ketika rakyat lebih banyak bermimpi disaat kekayaan nusantara begitu melimpah ruah disisi lain ada yang ingin mendapatkan oase di padang gurun yang dianya sendiri sulit bertahan di gurun itu.

Nah, seharusnya kita hargai pemimpin kita sendiri. Mana ada pemimpin yang dengan bangganya memakai produk kelas bawa, itu hanya terjadi pada Jokowi. Yang lain malah mereka suka pakai yang mahal bak selebriti hollywood. Tujuannya tak lain agar rakyatnya tak bisa menyamai mereka.

(Salam Damai)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun