Mohon tunggu...
Bondan Siti Perwanti
Bondan Siti Perwanti Mohon Tunggu... Guru - Menulis tanpa batas

Menjelajah dunia tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Attitude yang Tergerus Zaman

30 Desember 2018   08:00 Diperbarui: 30 Desember 2018   08:13 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Era digital, zaman dimana semuanya serba canggih, teknologi terus berkembang dengan pesat, aplikasi semakin canggih. Tanpa disadari kita telah memasuki evolusi industri 4.0, bukan 2.0 atau 3.0 lagi. Dimana era revolusi industri 4.0, yakni menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation. 

Mungkin kita tidak terlalu akrab dengan istilah tersebut, mungkin kita lebih kenal dengan istilah "Generasi Millenial". Generasi millenial (juga dikenal sebagai Generasi Y) adalah kelompok demografi setelah Generasi X (Gen-X). Millenial kadang-kadang disebut sebagai "Echo Boomers" karena adanya 'booming' (peningkatan besar) tingkat kelahiran pada tahun 1980-an dan 1990-an. 

Selain generasi millennial, ada generasi Z dan generasi saat ini adalah generasi alpha (generasi dari tahun 2000-an sampai sekarang). Generasi yang tumbuh dan berkembang bersama dengan teknologi. Pada generasi ini mereka mengenal teknologi yang mampu membuat semua pekerjaan menjadi lebih simpel dan mudah. Ingin mencari berita, tinggal buka Google. 

Ingin berkomunikasi dengan teman, keluarga, atau bahkan pacar, tinggal buka aplikasi komunikasi seperti Whatsapp (WA). Ingin berteman dengan orang yang baru dan lama, baik dikenal atau tidak dikenal, public figure, atau bahkan presiden, tinggal berteman lewat Instagram, Facebook, atau Twitter. Dengan pesatnya teknologi, tidak ada batas ruang tempat dan waktu lagi. 

Pada era saat ini juga bermunculan robot-robot yang mempermudah kerja manusia. Ingin mengambil uang, tidak perlu repot-repot ke bank dan mengantre di teller. Sekarang cukup dengan ke ATM, masukkan kartu, pin ATM, pilih jumlah uang yang diinginkan, maka uang tersebut akan keluar dari mesin berbentuk prima tersebut. 

Sekarang yang lebih hebatnya lagi, dikenal dengan e-money atau uang elektronik dengan mengisi sejumlah uang kedala sebuah kartu (saldo). Tidak memperlihatkan uang secara fisik dalam bertransaksi, tinggal keluarkan kartu semuanya akan menjadi mudah dalam kegiatan jual beli. Mungkin kedepannya anak cucu kita tidak akan mengenal yang namanya uang dalam bentuk fisik karena sekarang saja sudah zamannya elektronik. Tanpa kita sadari, semakin pesatnya perkembangan teknologi, sikap atau attitude semakin hilang terutama dalam sopan santun.

Menurut Bimo Walgito (2001) menyatakan bahwa sikap adalah organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat respons atau berpenilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya. Sikap memiliki banyak macamnya, salah satunya sopan santun. 

Sopan santun dalam Islam adalah sopan santun terdiri dari 2 kata yaitu sopan dan santun. Sopan artinya hormat dengan Takzim menurut adat yang baik. Sedangkan arti santun adalah baik dan halus budi bahasa serta tingkah lakunya, suka menolong, dan menaruh belas kasihan. 

Sopan santun adalah suatu bentuk tingkah laku yang baik dan halus serta diiringi sikap menghormati orang lain menurut adat yang baik ketika berkomunikasi dan bergaul yang bisa ditunjukkan kepada siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Contoh sopan santun di lingkungan keluarga adalah seorang anak yang meminta izin terlebih dahulu kepada orang tuanya ketika hendak pergi ke luar rumah.

Seperti pemaparan di atas, sekarang masalah yang dihadapi adalah apakah masih ada sikap sopan santun (attitude) dalam diri seorang generasi millennial? Mengapa sikap sopan santun terus menghilang? Siapakah yang bertanggung jawab dengan semua keadaan saat ini? Pertanyaan-pertanyaan yang muncul, yang kadang kita abaikan dengan jawaban aahh... sekarang kan memang zamannya begitu. 

Pertanyaan lain muncul, lantas apakah yang kita berikan memang yang terbaik untuk mereka? Maka setiap pertanyaan akan memunculkan pertanyaan baru yang tidak akan pernah selesai. Tidak ada lagi anak muda yang jika bertemu dengan orang tua mencium tangannya atau jika lewat di depan orang tua, ia akan menundukan badan dan kepala dengan mengucapkan " Permisi".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun