Mohon tunggu...
Bonaventura Winarso
Bonaventura Winarso Mohon Tunggu... Freelancer - Production Director

seorang pekerja broadcast dan event yang taktis

Selanjutnya

Tutup

Bola

Mengapa Ten Hag Tidak Dipecat Lebih Awal - Penulis : Bonaventura Winarso - Mahasiswa Program Pascasarjana Komunikasi STIKOM Interstudi

3 November 2024   20:27 Diperbarui: 4 November 2024   15:15 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis : Bonaventura Winarso - Mahasiswa Program Pascasarjana Komunikasi STIKOM Interstudi

Manchester United baru saja memberhentikan pelatih kepala meraka Eric Ten Hag setelah kalah 2-1 atas West Ham United pada pertandingan 27 Oktober 2024 silam, namun jadi banyak pertanyaan dan juga kritik tajam para jurnalis dan fans garis keras Manchester United kenapa tidak lebih awal dipecat ? Karena sejak awal musim, bentuk permainan Man Utd tidaklah sefantastis banyaknya pemain yang dibeli oleh meneer Belanda ini.

Eric Ten Hag bergabung dengan Manchester United pada awal musim 2022-2024 setelah MU lama tidak memlikin pelatih kepala yang dapat memuaskan para fansnya sepeninggal Alex Feguson. Sebenarnya Eric Ten Hag sudah memberikan 2 gelar kecil pada 2 musim sebelumnya yakni Piala Liga dan Piala FA pada dua musim berturut-turut kepemimpinannya. Akan tetapi perjalanan pada kompetisi liga resmi dan liga eropa tampak sekali terseok-seok dan tidak membuat club besar ini ditakuti oleh rival-rivalnya, yang mana para fans sudah tidak percaya atas kepemimpinan pelatih berkepala pelontos ini.

Kondisi terburuk adalah di awal musim ke-3 ini, fakta yang sangat jelas pembelanjaan pemain di awal musim ke-3 ini cukup fantastis seperti dilansir SkySport sudah 195 juta poundsterling (belum termasuk belanja pemain 2 musim sebelumnnya hampir 420 juta pound), namun prestasi di liga lokal sangatlah buruk apalagi liga eropa.

Seharusnya kekalahan telak kedua dari Tottenham Hotspur dengan skor 0-3 (sebelumnya dengan skor yang sama dari Liverpool) di kandang sendiri pada akhir Sepetember harus nya sudah menjadi kartu merah bagi pelatih berkebangsaan Belanda ini karena peringkat akhir klasemen untuk sekelas tim berjuluk Setan Merah ini hanya berada di posisi 14, dan juga untuk di kelas liga eropa baru menduduki peringkat 21. Salah satu fakta yang terungkap dari para pemain adalah Eric tidak mau mendengarkan usulan para pemain seniornya saat strategi permain sedang dibangun untuk kebaikan tim, dan selalu memaksakan strategi usang yang mudah terbaca oleh lawan.

Setidaknya jika pemecatan ini terjadi pada akhir Sepetember (walaupun klub harus membayar kompensasi hampir sebesar 14 juta pound) seperti dilansir SkySport, kondisi buruk dan pemberitaan tentang klub yang buruk ini tidak berlanjut selama Oktober dan juga persaingan papan atas klasemen tidak seberat awal November ini karena terbukti pertandingan pertama setelah pemecatan tersebut MU menang telak 5-2 atas Leicester di ajak Piala Liga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun