Mohon tunggu...
Bonaventura Donny Setyawan
Bonaventura Donny Setyawan Mohon Tunggu... Penulis - Sports Blogger

Sports Blogger

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

1 Tahun Jelang Tokyo 2020: Menilik Peluang Indonesia di Tokyo 2020

24 Juli 2019   14:12 Diperbarui: 24 Juli 2019   16:19 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: nocindonesia.org

Tepat hari ini adalah 1 tahun jelang Olimpiade Tokyo 2020. Olimpiade Tokyo akan dimulai 24 Juli 2020 hingga 9 Agustus 2020. Ini merupakan penyelenggaraan Olimpiade yang kedua bagi Tokyo setelah tahun 1964 dan menjadi salah satu dari 3 kota di Benua Asia yang pernah menyelenggarakan Olimpiade Musim Panas. Selain Tokyo, ada Seoul di Korea Selatan pada tahun 1988 dan Beijing di China pada tahun 2008. Tokyo terpilih sebagai tuan rumah Olimpiade 2020 pada IOC Session ke-125 9 September 2013 di Buenos Aires, Argentina. Tokyo mengalahkan kandidat lain Istanbul, Turki dan Madrid, Spanyol. Olimpiade Tokyo 2020 akan mempertandingkan cabang olahraga baru, yaitu baseball/softball, karate, surfing, skateboard, sport climbing.

Olimpiade adalah panggung bagi atlet-atlet terbaik dari seluruh penjuru dunia, tak terkecuali atlet dari Indonesia. Selama keikutsertaan di Olimpiade, Indonesia mampu meraih medali di 3 cabang olahraga yaitu, Bulutangkis,  Panahan, Angkat Besi. Dari ketiga cabang olahraga tersebut, hanya bulutangkis yang mampu meraih medali emas. Indonesia sendiri pertama kali meraih medali pada Olimpiade Seoul 1988 dari cabang panahan. Kala itu, Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani, Lilies Handayani yang lebih dikenal dengan "Tiga Srikandi" meraih medali perak. Empat tahun berikutnya, cabang olahraga bulutangkis dipertandingkan pertama kali di Olimpiade. Susi Susanti dan Alan Budikusuma hadir sebagai "Pengantin Olimpiade Indonesia". Keduanya meraih medali emas dari sektor tunggal. Susi Susanti dari sektor tunggal putri, sedangkan Alan dari sektor tunggal putra. Selanjutnya hingga Olimpiade Beijing 2008, tradisi emas dari cabang bulutangkis terus berlanjut. Hanya pada Olimpiade London 2012, atlet bulutangkis Indonesia gagal meraih medali emas. Bahkan, tak ada medali dari cabang bulutangkis. Emas terakhir diraih Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir dari sektor ganda campuran pada Olimpiade Rio 2016.

Bulutangkis tetap menjadi andalan utama bagi kontingen Indonesia meraih medali di Olimpiade Tokyo 2020. Dari lima sektor, tentu saja ganda putra punya paling besar untuk meraih medali emas. Sejarah juga mencatat bahwa sektor ganda putra peraih medali emas terbanyak sepanjang keikutsertaan Indonesia di Olimpiade. Ganda putra Indonesia telah 3 kali mencicipi emas Olimpiade lewat Ricky Subagja/Rexy Mainaky di Olimpiade Atlanta 1996, Tony Gunawan/Candra Wijaya di Olimpiade Sydney 2000, dan terakhir Markis Kido/Hendra Setiawan di Olimpiade Beijing 2008. Pasangan ranking 1 BWF saat ini,Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon punya peluang untuk itu. Penampilan Kevin/Marcus yang terus menanjak, ditambah dengan mampu mempertahankan gelar Indonesia Open menjadi modal utama untuk persiapan menuju Tokyo 2020. Hanya diperbolehkan 2 pasang dari setiap negara untuk tampil di Tokyo 2020 dan ditentukan dari pengumpulan poin dari setiap BWF World Tour yang diikuti. Selain Kevin/Marcus, masih terdapat Hendra/Ahsan, dan Fajar/Rian yang akan memperebutkan 2 slot ganda putra untuk tim Indonesia. Di sektor ganda putra, pasangan dari tuan rumah Jepang yang tentu menjadi ancaman bagi pasangan ganda putra Indonesia. Selain dukungan tuan rumah, pasangan Jepang juga akhir-akhir ini menunjukkan performa yang baik. Selain dari bulutangkis, cabang angkat besi juga berpotensi meraih medali. Eko Yuli Irawan yang sempat raih perunggu di Beijing 2008 dan London 2012 serta raih perak di Rio 2016, ingin raih emas Olimpiade. Setelah mampu meraih emas Asian Games 2018, emas Olimpiade menjadi target terakhir bagi Eko Yuli Irawan. Sementara di cabang atletik, Lalu Muhammad Zohri sudah memastikan diri tampil di Tokyo 2020. Zohri akan turun di nomor lari 100 meter.

Masih ada waktu 1 tahun yang dibutuhkan mempersiapkan diri sebelum terjun di pentas sebenarnya di Olimpiade Tokyo 2020. Tidak hanya dari induk organisasi olahraga tersebut, tetapi juga dari KONI, KOI, dan Kemenpora terus mengawal persiapan atlet Indonesia menuju Tokyo 2020 agar mampu mencetak prestasi tertinggi di kancah Olimpiade dan mengibarkan Bendera Indonesia serta mengumandangkan lagu "Indonesia Raya"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun