Mohon tunggu...
Bonaventura Agung Sigit
Bonaventura Agung Sigit Mohon Tunggu... Freelancer - Citizen Journalist

Hanya seseorang yang tertarik menulis berita lempang di sini

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

IISMA AC dan Yogya Book Party Kolaborasi Adakan Batik & Beyond

30 Oktober 2024   22:04 Diperbarui: 30 Oktober 2024   22:04 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret peserta Batik & Beyond pada Sabtu (26/10) di Pendopo Ndalem Pakuningratan (dok. Panitia Batik & Beyond)

Yogyakarta - Indonesian International Student Mobility Awards Alumni Club (IISMA AC) bersama Yogya Book Party (YBP) menggelar acara bertajuk Batik & Beyond: Jogja Cultural Homecoming pada Sabtu (26/10) di Pendopo Ndalem Pakuningratan. Acara yang dihadiri lebih dari 30 peserta ini dipandu oleh Davy Jermia Tjahjamulia (Dave Tjoa), yang dikenal sebagai seorang seniman dan edukator batik.

Potret sesi talkshow bersama Dave Tjoa (dok. Panitia Batik & Beyond)
Potret sesi talkshow bersama Dave Tjoa (dok. Panitia Batik & Beyond)

Batik & Beyond menghadirkan berbagai aktivitas untuk memperkenalkan budaya batik, seperti talkshow, pembacaan makna batik, workshop membatik, dan sesi networking. Dalam talkshow, peserta diajak mendalami esensi budaya membatik, termasuk sejarah, pola, dan filosofi di balik batik. Sesi pembacaan makna batik memberi kesempatan bagi peserta untuk membawa batik pribadi dan memperoleh interpretasi langsung dari ahli. Workshop membatik memperkenalkan peserta teknik membatik dengan canting, dipandu oleh para profesional. Acara diakhiri dengan sesi networking interaktif berupa permainan dan peragaan busana/fashion show oleh peserta. 

Potret sesi pembacaan batik (dok. Panitia Batik & Beyond)
Potret sesi pembacaan batik (dok. Panitia Batik & Beyond)

Acara ini bertujuan memperluas wawasan budaya tentang batik, terutama terkait makna mendalam yang terkandung dalam pola batik, serta menggali keindahan batik yang lebih dari sekadar aspek visual. Dave Tjoa juga menyoroti tantangan dalam industri batik saat ini, seperti maraknya tekstil murah dan produk batik cetak mesin/printing yang mengancam keberlangsungan batik tulis tradisional. Kesadaran akan pentingnya pelestarian batik tulis sebagai warisan budaya menjadi salah satu fokus utama acara.

Potret para peserta workshop (dok. Panitia Batik & Beyond)
Potret para peserta workshop (dok. Panitia Batik & Beyond)

Peserta juga mendapatkan wawasan tentang cara membedakan batik tulis asli dari batik printing. Dave Tjoa menjelaskan bahwa batik asli umumnya tidak memiliki kesempurnaan seperti batik cetak. Keindahan batik tulis terletak pada ketidaksempurnaan seperti garis yang tidak sepenuhnya lurus, titik yang tidak sejajar, dan bercak lilin kecil yang terlihat di kedua sisi kain. Ia juga menekankan agar pembeli selalu bertanya kepada penjual mengenai proses dan asal-usul kain untuk memastikan keaslian batik. 

Potret keseruan sesi peragaan busana (dok. Panitia Batik & Beyond)
Potret keseruan sesi peragaan busana (dok. Panitia Batik & Beyond)

Kegiatan Batik & Beyond diharapkan dapat mempererat komunitas penggiat batik dan budaya serta membangkitkan kesadaran publik untuk lebih menghargai nilai seni dan warisan tradisional Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun