Kita sebagai manusia merupakan makhluk sosial yang dimana tidak dapat atau tidak mampu untuk hidup sendiri. Manusia membutuhkan manusia lainnya untuk saling berkomunikasi, bertukar pikiran, dan untuk menjalin sebuah hubungan.
Salah satu hal penting dalam menjalin sebuah hubungan dengan manusia lainnya adalah mendengarkan, mendengarkan adalah sebuah proses yang penting karena ketika seseorang sedang mendengarkan, terjadi sebuah proses kognitif dalam mengolah sebuah informasi yang di dapat untuk dapat mengerti dan memahami suatu makna dari apa yang sedang di dengarnya, maka dari itu dapat dikatakan bahwa mendengarkan sudah menjadi sebuah aktivitas atau kegiatan yang menyatu dengan hidup keseharian manusia.
Terdapat tahapan-tahapan dalam mendengarkan yaitu dimulai dengan Receiving, dimana pada tahapan ini indera pendengaran menangkap pesan, kemudian ke tahap selanjutnya yaitu Understanding dimana pada tahapan ini terdapat usaha dalam memahami pesan, berlanjut ke tahapan Remembering yaitu tahap dimana informasi disimpan dalam memori, kemudian ke tahap Evaluating dimana pesan yang sudah diterima, dipahami, dan disimpan, dievaluasi apa tujuannya, dan sampai pada tahap yang terakhir yaitu Feedback dimana seseorang memberikan respon terhadap pesan yang disampaikan.
Dibutuhkan sebuah keterampilan untuk mendengarkan dengan baik dan penuh perhatian, hal ini seringkali membuat saya bertanya-tanya "Apakah saya sudah mendengarkan dengan baik dan penuh perhatian?"
Mendengar dengan baik dan penuh perhatian membutuhkan keterampilan, hal ini menandakan bahwa mendengarkan bukanlah sebuah aktivitas yang mudah untuk dilakukan. Dalam mendengarkan dibutuhkan kesadaran dan juga perhatian yang penuh, tujuannya adalah memberikan ruang untuk berbagi kepada orang lain yang sedang berbicara, tanpa adanya interupsi dan juga timpalan. Alangkah juga lebih baiknya adalah ketika kita mendengarkan orang lain, dengarkanlah karena ingin memahami apa yang disampaikan bukan untuk menghakimi orang tersebut. Â
Dalam mendengarkan dapat terjadi distraksi atau hambatan, salah satu fenomena distraksi atau hambatan yang seringkali terjadi dan saya temui adalah Premature Judgment. Premature judgment adalah situasi ketika kita merasa lebih mengetahui maksud dari apa yang orang lain sedang sampaikan, hal ini menyebabkan kita merasa tidak perlu untuk mendengarkan orang tersebut ketika sedang berbicara. Premature Judgment dapat menyebabkan kesalahpahaman karena mengabaikan orang lain ketika berbicara.
Premature Judgment bisa terjadi antara orang tua dan juga anak, ini bisa terjadi karena orang tua memiliki pemikiran bahwa mereka sudah hidup terlebih dahulu sehingga lebih mengetahui banyak hal. Premature Judgment kerap kali saya jumpai terjadi antara anak  dengan orang tuanya. Terkadang seorang anak mengalami kesulitan dalam menyampaikan pesan kepada orang tuanya karena orang tuanya tidak mendengarkan dengan baik apa yang sedang seorang anak sampaikan. Hal ini menjadikan sang anak merasa tidak dihargai oleh orang tuanya, sehingga hubungan antar pribadi diantara mereka semakin merenggang.Â
 Solusi yang terbaik ketika terjadi Premature Judgment adalah dengan saling keterbukaan dan mau menerima masukan untuk satu sama lain. Ini harus dilakukan dalam sebuah hubungan agar tidak terjadi Premature Judgment dan ini harus dilakukan dengan cara saling memperingati satu sama lain ketika hal ini terjadi dalam hubungan tersebut, dengan begitu dapat diharapkan bahwa hubungan dan komunikasi antar pribadi dalam sebuah hubungan dapat berjalan dengan baik.
DeVito, J. A. (2016). The Interpersonal Communication Book (14th ed.). Pearson.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H