Aku duduk termenung di sudut Kapela
Bangkunya yang keras mengusik,
Hawanya yang panas gerah,
Semua hampir kulupa saat nyanyian sendu "hanya debulah aku" dinyanyikan penuh rindu
Pagi ini,
Setelah ditaburi abu,
Jiwa digauli kalbu,
Tubuh dirubuhi sesal
Aku tersentak dan berkata menebah dada: mea culpa, mea culpa.
Hidup tidak lebih dari debu dipoles kulit
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!