[caption id="attachment_134203" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (shutterstock)"][/caption]
Salah satu pameran teknologi informasi berkelas B2B di Jakarta yang di buka kemarin memberikan kesan tersendiri untuk berbagai kalangan pebisnis teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. Pameran yang menampilkan booth dari produkbut lokal dan manca negara ini juga sekaligus menjadi ajang adu gengsi para perusahaan di bidang tersebut. Di sela sela pameran tersebut ada sebuah seminar yang di selenggarakan oleh Ikatan Guru Indonesia bekerja sama dengan beberapa vendor TIK dengan tema seputar pendidikan dan teknologi informasi. Banyak hal yang bisa di gali dari para pembicara yang datang dari beberapa industri yang berbeda jenis tetapi masih satu lingkup.
Seminar tersebut memang di selingi oleh pengenalan "produk" dari para pendukung acara, akan tetapi sayangnya di tengah tengah acara tersebut ada kelakuan dari seorang guru yang kurang mencerminkan sosok seorang guru yang dengan terbayang di kepala saya sebagai orang yang penuh dengan keiklasan dan mau terus mengejar ilmu hingga akhir hayatnya. Kelakuan sang guru ini begitu mencoreng makna sebagai seorang guru dengan bertanya secara lantang di depan forum tersebut dengan pernyataan seperti berikut :
"Kami para guru biasa di undang secara hormat dan datang dengan di hormati dengan disediakan makanan dan transport"
Sungguh ini adalah sebuah pernyataan yang sangat menyedihkan yang harus keluar dari seorang guru yang jauh lebih tua dari saya bila di lihat dari perawakan. Seminar tersebut di hadiri oleh peserta pameran dari berbagai kalangan baik itu sebagai kepala sekolah, guru, pebisnis hingga mahasiswa. Pernyataan tersebut cukup menyakitkan hati saya yang selama lebih dari 10 tahun menekuni bidang pendidikan dan dunia usaha. Berbagai partner usaha saya juga bertanya kepada saya apakah ini kelakukan guru kita di jaman ini ?. Jika guru tersebut membaca tulisan ini maka saya hanya menganjurkan kepada bapak untuk bercerminlah kepada siswa didik bapak dan belajarlah untuk menghormati diri anda sendiri. Sungguh satu lagi coreng besar seorang guru di lakukan oleh oknum guru yang kurang mengerti apa itu sesungguhnya kata kata "Guru".
Penulis: Bona Simanjuntak Pengajar SMK & Enterprenuer
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H