Mohon tunggu...
Aditya Waranggana
Aditya Waranggana Mohon Tunggu... lainnya -

Masa depannya sedikit lebih jelas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prahara Golkar... Pemerintah Menjadi Tumbal

10 Desember 2014   17:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:37 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Langkah dan manuver  politik golkar sebagai partai tertua memang hebat selalu sulit untuk di prediksi. Setelah terpecah menjadi 2 kubu golkar tetap bisa memainkan perannya untuk mempengaruhi pemerintah dengan jaringan dan mesin politik yang dimilikinya. Peta perpolitikan nasional pun sangat terpengaruh oleh keberadaan Golkar yang memiliki kekuatan yang sangat di perhitungkan di parlemen, baik KMP maupun KIH  tidak akan bisa memalingkan muka dari Golkar.

Ketika sebelum munas banyak elit Golkar menuduh pemerintah intervensi Golkar dengan turut campur mengenai perijinan pelaksanaan Munas Bali, sekarang Golkar yang terpecah 2 akibat munas bali dan jakarta meminta pemerintah untuk mengakui salah satu dari hasil munas. Pemerintah pun seakan menjadi tumbal atas pecahnya elit golkar < http://nasional.kompas.com/read/2014/12/09/15311841/Golkar.Kubu.Aburizal.Bakrie.Upayakan.Islah.dengan.Agung.Laksono.dkk >

Elit Golkar seakan tidak memiliki jalan keluar mengatasi prahara yang menimpa organisasinya. Kedua kubu dengan kekuatannya terus berusahan mencari pembenaran untuk dianggap sah mencoba melempar bola panas ke tangan pemerintah. Tarik ulur kepentingan antara Aburizal Bakrie dkk dengan Agung Laksono Dkk seakan makin mencerminkan Golkar merupakan partai oligarki yang selalu bergantung pada figur tanpa adanya platform politik yang mengikat, seperti PKS atau PDI-P. Dengan menyerahkan  pada pemerintah elit Golkar akan terbebas dari dosa perpecahan partai, karena menarik pemerintah untuk intervensi sskaligus mengakui salah satu dari hasil munas......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun