Perpustakaan mini di rumah merupakan idaman tiap individu, bahkan Jorge Luis Borges mengungkapkan dalam satu kalimat indah, “I have always imagined that paradise will be a kind of library.” Selain membeli buku baru di toko buku atau toko buku daring (online), tak lupa saya berburu buku-buku yang sudah tidak beredar di pasaran. Salah satu cara terbaik memburu buku-buku langka atau klasik tersebut adalah bergabung dengan komunitas atau mengikuti akun Twitter seperti @novelteenlit, @fiksimetropop, @JualBukuSastra dan @Susatra. Keriuhan di linikala (timeline) akun tersebut kadang menampilkan buku-buku langka yang dulu sempat jadi incaran, namun belum terbeli akibat kendala dana atau sudah ditarik dari peredaran di jaringan toko buku konvensional.
JNE & Berburu Buku
Belum lama berselang diriku melakukan transaksi dua buku yang sudah hilang dari pasar. Buku Teologi Pembebasan karya Michael Lowy serta Politik dan Ideologi Mahasiswa Indonesia karya Francis Raillon. Kebetulan 2 buku tersebut tampil di linikala @Susatra, tanpa berlama-lama segera kulakukan pertanyaan tentang harga buku + ongkos kirim. Ternyata pemilik akun @Susatra berdomisili di Makasar, Sulawesi Selatan. Ini kali pertama diriku bertransaksi berbeda pulau dalam rangka berburu buku.
Setelah bukti transfer kukirimkan, @Susastra segera memroses pesanan 2 buku tersebut. Hanya menunggu 2 hari pesanan tersebut mendarat di selamat di Curug, Kabupaten Tangerang. Pengalaman luar biasa yang kurasakan. JNE sudah mengemban misi pengiriman dengan prima sehingga kepuasan konsumen (pelanggan dan penjual) dapat tercapai. Terima kasih JNE sudah 24 tahun melayani pengiriman ke seantero negeri. Selamat berbahagia. Semoga segala harapan JNE di masa-masa mendatang tercapai dan diberkati Tuhan selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H