Abad digital terus mengejar. Hampir setiap bulan diluncurkan aplikasi terbaru untuk kehidupan manusia. Ponsel pintar dan aplikasi dalam beragam platform. Semudah berselancar dalam ponsel hampir sebagian besar kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Transaksi jual-beli, belajar, berolahraga, dan berinvestasi dapat cepat dilakukan dalam layar ponsel setiap orang.
Kemudahan yang dihadirkan ponsel dan beragam aplikasi berimbas pada gerak manusia yang semakin terbatas. Singkatnya, manusia jadi malas gerak/ mager. Mager pada era kiwari menjadi permasalahan manusia digital. Manusia yang tergantung erat dengan semua pernak-pernik ponsel dan aplikasi digital dalam hidup.
Generasi Mager
Mager kini jadi masalah akut bagi sebagian orang, terutama generasi Z dan generasi alpha / generasi Tik-tok. Banyak waktu yang mereka gunakan tak jauh dari layar HP untuk sekadar scroll medsos, mabar/ main bareng suatu game, netflix-an atau youtube-an.
Semua aktivitas tersebut dilakukan sambil duduk/ rebahan. Aktivitas fisik mereka semakin menyusut. Mereka menjelma sebagai generasi rebahan/ generasi mager. Mager/ kebiasaan duduk terlalu lama berakibat fatal jika dilakukan konstan. Metabolisme tubuh terganggu (Afriansyah dan Arquisola,2023). Jantung berdenyut lambat. Peredaran darah tak lancar. Pasokan oksigen ke otak menurun.
Itu semua berakibat fatal. Kini stroke, serangan jantung, diabetes semakin mudah ditemukan pada usia remaja. Faktor mager dan mengonsumsi junk food serta minuman manis semakin memudahkan beragam penyakit bersarang (Antariksa,2023).
Basmi Mager!
Lalu, bagaimana solusi dari permasalahan itu? Sederhana. Mulailah bergerak. Ayo jangan mager! Lakukanlah aktivitas fisik secara konsisten!
Berolahraga dengan intensitas sedang selama 20 menit membantu meningkatkan suasana hati hingga 12 jam kemudian. Berolahraga meningkatkan produksi protein yang mendukung fungsi, pertumbuhan, dan kelangsungan hidup sel otak.
Olahraga juga diklaim bisa memperpanjang umur sampai 12-14 tahun dan juga mengurangi risiko alzheimer/ pikun. Ada penelitian di John Hopkins University bahwa orang-orang yang melakukan apa yang dikenal sebagai latihan dual n-back menunjukkan peningkatan 30 persen dalam memori.