Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Guru - Kontributor buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Manajemen Empati

16 Januari 2023   09:41 Diperbarui: 16 Januari 2023   10:02 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perihal peretasan dan kebocoran data pihak Microsoft memperluas enkripsi pada seluruh layanannya. Tentang kebocoran dan membocorkan data menjadi dilema bagi perusahaan pengembang teknologi digital. Konsumen perlu percaya bahwa perusahaan pengembang teknologi melindungi privasi datanya, tetapi dalam kondisi tertentu perusahaan pengembang teknologi dapat diminta membuka data.

Pembukaan data kepada perusahaan pengembang teknologi perlu menyertakan surat permintaan resmi berkekuatan hukum. Data-data yang dibuka biasa berkaitan dengan tindakan teroris, narkoba, dan perdagangan orang.

Pesatnya beragam inovasi digital menebarkan ancaman terhadap kebocoran data-data pribadi sebab ponsel, akun IG/ email/ Facebook/ TikTok seseorang menyimpan banyak privasi hidup seseorang.

Berteknologi Mengedepankan Empati

Setiap pimpinan memiliki gaya kepemimpinan yang khas. Sebagai sosok yang sudah menjadi bagian dari Microsoft sejak lama, ketika ditunjuk menjadi CEO Microsoft pada Februari 2014, Satya Nadela sudah mengetahui apa yang lekas dikerjakan.

Microsoft sempat limbung saat teknologi digital semakin masif. Prioritas yang Nadela lakukan yakni, memperbaharui budaya perusahaan. Mengapa budaya perusahaan penting? Kelimpungan yang sempat dialami Microsoft ditenggarai faktor penghalang untuk berinovasi.

Penghalang berinovasi bersumber dari terkikisnya budaya perusahaan sebagai perusahaan yang hadir untuk mengubah dunia. Sebagai orang yang lahir, besar, dan bersekolah hingga jenjang sarjana di India mengondisikan Nadela banyak menyerap beragam nilai kebudayaan.

Salah satu yang ditonjolkan Nadela dalam memimpin, yakni mengedepankan empati. Pengalaman memiliki anak yang berkebutuhan khusus, Zain. Ia menyandang difabilitas karena utero asphyxiation (sesak napas dalam rahim). Membesarkan dan mendampingi proses tumbuh kembang, Zain menjadi salah satu inspirasi bagi Nadela menjadikan empati dalam menjalankan nahkoda Microsoft.

Sebagai sosok pemimpin yang tumbuh dari bawah secara alami. Nadela mengungkapkan bahwa mustahil menjadi pemimpin berempati dengan duduk seharian di depan layar komputer. Empati perlu ditunjukkan dengan keterlibatan pemimpin berada di tengah-tengah pergulatan para karyawan menciptakan teknologi yang akan mengubah dunia.

Membaca buku ini pembaca disajikan sejarah tentang teknologi komputer, sedikit kupasan apa saja yang terjadi dalam Microsoft, rencana-rencana besar Microsoft di masa depan, dan sejarah Nadela kala di India. Mari bacalah buku, Hit Refresh puan dan tuan agar mengetahui itu semua. Terutama strategi Nadela menahkodai Microsoft bahwa budaya perusahaan penting saat seseorang menjadi nahkoda suatu perusahaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun