Pandemi yang mulai melanda Indonesia medio pertengahan Maret 2020 hingga kini masih berlangsung. Belum ada tanda-tanda akan segera usai. Situasi pandemi mengakibatkan semua orang perlu lekas beradaptasi. Termasuk ranah pendidikan perlu beradaptasi dengan pandemi. Adaptasi kebiasaan baru dilakukan agar tujuan pendidikan tetap terlaksana.
Habitus Membaca
Manusia adalah apa yang dilakukan secara berulang. Seorang kutu buku mudah dikenali karena ia tak lepas dari kebiasaan membaca kapan pun dan di mana pun. Salah satu tokoh yang dijadikan panutan dalam hal kerajinan membaca adalah Bung Hatta. Beliau memiliki waktu khusus untuk membaca setiap hari.
Kala diasingkan oleh pemerintah kolonial di Digoel atau Banda Neira, beliau tetap memiliki waktu empat jam setiap hari untuk membaca. Ketekunan dan kerajinan Bung Hatta dalam membaca senantiasa penulis gaungkan saat pemelajaran literasi. Kesaksian dari tiga putrinya bahwa Bung Hatta memiliki waktu khusus membaca dalam sehari. Sekitar 3-5 jam disediakannya khusus untuk membaca.
Kisah Bung Hatta gemar membaca, penulis baca dalam buku Character Exellence karya Rizal Badudu, 2019, Penerbit Buku Kompas. Sikap gemar membaca dari Bung Hatta semakin memantapkan penulis untuk lebih tekun membaca dan menyebarkan virus membaca ke para siswa. Di sekolah tempat penulis bertugas, SMP Pahoa, Gading Serpong, Kabupaten Tangerang disediakan waktu khusus membaca minimal satu jam pelajaran per minggu.
Para siswa dikondisikan untuk menggunakan jam literasi dengan membaca beragam buku. Biasanya di semester ganjil penekanan pada buku-buku fiksi. Sedangkan semester genap buku-buku nonfiksi yang lebih ditekankan untuk menjadi bacaan siswa. Pemelajaran literasi dilakukan dalam perpustakaan sekolah, namun akibat pandemi penulis perlu bersiasat.
Strategi yang penulis lakukan untuk melaksanakan pemelajaran literasi secara virtual dimulai dengan sebuah pertanyaan. Mengapa siswa perlu membaca? Mengapa membaca perlu dijadikan kebiasaan dalam hidup? Mengapa mereka sulit untuk membaca?
Mereka adalah generasi Z. Sebuah generasi yang sudah terpapar teknologi digital sejak usia dini. Mereka cenderung lebih akrab dengan gawai dibandingkan buku. Selain itu, pertemuan secara virtual cukup menciptakan jarak. Kegiatan membaca lebih sulit diawasi. Awal mula pemelajaran dari rumah terdapat banyak tantangan untuk membangun habitus membaca di kalangan siswa.
Untuk menumbuhkan habitus pembaca pada masa pandemi penulis memulai dengan pertanyaan mengapa. Mengapa siswa perlu memiliki habitus membaca di zaman digital? Memulai sesuatu dengan mengapa penulis peroleh dari membaca buku Simon Sinek, Start with Why, 2019, edisi terjemahan dari Gramedia Pustaka Utama.
Dari pertanyaan mengapa tersebut penulis dapat mengidentifikasi hal-hal yang menghambat siswa. Mengapa mereka tidak betah berlama-lama membaca buku? Mengapa mereka cenderung menghindari membaca buku tebal tanpa gambar atau ilustrasi?
Pentingnya Membaca