Menulis adalah sebuah keberanian
(Pramoedya Ananta Toer)
Ketekunan mengerjakan suatu hal akan terbayar pada hasil akhir. Ketekunan mengabadikan hal-hal "bodoh" kala di jenjang SMA dalam blog membuat  Raditya Dika memiliki para pembaca setia. Dukungan mereka membuat  ia berani mengirimkan kumpulan tulisan dalam blog Kambing Jantan ke penerbit.Â
Dika menciptakan sejarah. Kumpulan tulisan di blognya menjadi buku pertama bersumber dari blog yang diterbitkan oleh penerbit ternama. Â Berkat rintisan Dika semakin bermunculan ragam buku yang bersumber dari blog seperti My Stupid Boss, The Naked Traveller, Freaky Teppy, dan Justtryandtaste.Â
Seusai  menelurkan buku pertama, para narablog tersebut konsisten menerbitkan buku-buku berikutnya. Raditya Dika seusai sukses menerbitkan Kambing Jantan (2005). Disusul Cinta Brontosaurus (2006), Marmut Merah Jambu (2010), Manusia Setengah Salmon (2011), Koala Kumal (2016), dan Ubur-ubur Lembur (2018). Trinity Traveller menerbitkan hingga delapan judul buku The Naked Traveller. Stephany Josephine seusai kumpulan tulisan blognya diterbitkan The Freaky Teppy (2013). Kini, di tahun 2019 ia bersiap menerbitkan kembali buku terbarunya.
Berkat  kesuksesan buku Kambing Jantan, Raditya Dika yang bersumber dari blog beberapa penerbit mulai rajin mencari naskah dari blog. Salah satu penulis yang menuai sukses berkat konsisten menulis, yakni Endang Indriani. Kekonsistenan Endang membuahkan hasil. Tulisan-tulisannya di blog justtryandtaste.com dilamar oleh penerbit.Â
Ragam tulisannya diterbitkan dalam sebuah buku resep. Seusai menetaskan  buku pertamanya, bermunculanlah buku selanjutnya.  Buku berikutnya masih seputar resep masakan rumah: Tumis, Kuah, Goreng (2015), 90 Masakan Rumahan untuk Sebulan (2015), Homemade Baking (2017), Homemade Cooking (2017), dan Homemade Cooking (2018).
Menginspirasi dengan Berkarya
Laki-laki berperawakan tinggi serta terkenal ceplas-ceplos dalam bicara memberikan kesan mendalam bagiku. Ia merupakan sosok inspiratif yang mengajar dan membimbing sepenuh hati.Â
Dalam kelas ia mampu membakar semangat agar murid-muridnya gemar membaca dan menulis. Selain guru, publik mengenalnya sebagai penulis dan ahli linguistik. Kami biasa menyapanya Pak Parera. Dari nama belakangnya terlihat ciri khas nama famili dari kawasan timur Indonesia.
Kisah suksesnya dalam menulis amat menyenangkan. Kami pun semakin termotivasi untuk suatu saat mengikuti jejaknya dalam menulis, lalu menerbitkan buku. Pak Parera selalu bersemangat saat menceritakan beragam kisah mengenai dunia perbukuan dan dampak positif dari seorang guru yang menulis.