Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Musim yang Aneh

19 Juni 2021   09:37 Diperbarui: 19 Juni 2021   09:43 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di suatu pagi yang semestinya sejuk.
Karena hawa sisa hujan semalam yang masih enggan pergi.
Ini memang musim yang aneh.
Karena hujan masih saja turun di Bulan Juni.
Seaneh kondisi saat ini.

Dulu tidak boleh main hp di sekolah.
Sekarang main hp karena tugas dari sekolah.
Dulu tersenyum untuk saling menyapa.
Sekarang hanya tatapan mata dengan seribu tanya.
Siapakah gerangan separuh wajah di sana.

Satu hal yang pasti dirindukan.
Menanti bunyi suara serangga garengpung di atas pohon randhu alas.
Saat mentari beranjak meninggi.
Pertanda akan berakhirnya hujan di Bulan Juni ini.

Sebuah kearifan lokal yang sebentar lagi hanya menjadi dongeng bagi anak-anak nanti.
Karena hujan yang seenaknya datang dan pergi.
Hingga entah kapan musim akan segera berganti.
Serangga garengpung pun keburu banyak yang mati.

Ini memang musim yang aneh, seaneh kondisi saat ini.
Saat melihatmu seenaknya pergi dengan senyum lebar berseri.
Aku hanya bisa bertanya dalam hati bukankah ini masih pandemi?
Mungkin ini sebuah anomali yang harus dengan tabah kita jalani.

Solo.19.06.21

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun