Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nanggala 402

29 April 2021   17:57 Diperbarui: 29 April 2021   18:00 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Tribunnews.com

Dingin udara di penghujung malam
Saat kau bergerak perlahan
Membelah dalamnya samudera
Menuju garis putih
Di birunya cakrawala

Nanggala pusaka Baladewa
Berkilat hitam diterpa cahaya mentari
Milik sang prabu yang adil dan jujur
Bagai mata dewa menghancurkan gunung
Membelah ganasnya gelombang samudera

Nanggala telah merasuk dalam jiwa
Para patriot penjaga kedaulatan
Semangat tabah sampai akhir
Menyambut asa di ujung mata
Disela canda tawa dan tangis kerinduan

Kini Nanggala menyelam lebih dalam
Menuju cahaya memecah kesunyian
Serentak para prajurit membusungkan dada
Kami tidak akan meninggalkan medan laga
Meski jiwa sudah tidak lagi dikandung badan

Jangan bersedih kawan
Nanggala tetap ada merajut kehidupan
Abadi dalam desah napas para pahlawan
Patroli kami selamanya
Jiwa raga kami untuk bangsa

Solo.29.04.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun