Orang bilang tanah kita tanah surga. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Itulah penggalan syair lagu milik Koes Plus yang menceritakan kesuburan dan kekayaan hayati di Nusantara.Â
Berbagai macam pohon buah-buahan dapat tumbuh subur dan memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Saking banyaknya sehingga kita sering terlena dan tidak memperhatikan kelestarian hidup dari pohon buah-buahan tersebut.
Salah satunya adalah pohon buah mulwo atau buah nona. Mengapa disebut buah nona? Karena spesies pohon buah ini bernama ilmiah Annona reticulata L. Sehingga orang akan mudah menyebutnya dengan kata pertama dari nama latinnya, yaitu buah nona.Â
Tumbuhan buah nona atau mulwo ini tergolong ke dalam genus Annona, yang memiliki kekerabatan dengan sirsak (Annona muricata) dan srikaya (Annona squamosa). Dalam bahasa Inggris buah mulwo dinamai custard apple atau sweetsop.
Daerah penyebarannya relatif merata di Indonesia dan memiliki aneka nama lokal, yakni serba rabsa (Aceh), buah nona (Melayu), buah unah (Lampung), manowa (Sunda), mulwo, kemulwo, menuwo (Jawa Tengah), binuwa (Madura ), anona (Flores), nonadae lok (Rote), srikaya susu (Bugis), srikaya doke (Makasar), Manunang (Bolaang Mongondow), boinon (Kai), buah nyonya (Ambon).
Kini tanaman buah nona, kalau di daerah penulis (Solo) sering disebut mulwo gundul, sudah semakin langka. Tanaman ini sulit dijumpai lagi karena sudah tidak banyak yang menanamnya. Mungkin karena rasa dan tekstur buahnya yang berbeda dengan kedua kerabat dekatnya, sirsak dan srikaya.
Tekstur buah mulwo (daging buahnya) ini sebenarnya lebih lembut dan seperti terasa berpasir saat di mulut. Untuk rasa, buah mulwo memiliki rasa yang lebih khas dan cenderung manis, tetapi menurut penulis tidak kalah dengan sirsak atau srikaya, hanya masalah selera saja.Â
Tetapi tetap saja buah mulwo kalah populer dibanding srikaya atau sirsak sehingga tanaman ini semakin langka.
Bahkan di daerah penulis tanaman ini sering dikaitkan dengan hal gaib. Kata orang-orang tua pohon mulwo sering dianggap ada makhluk halus 'penunggu'nya.Â
Tetapi penulis belum pernah membuktikan keberadaan makhluk halus itu meskipun di halaman depan rumah saudara yang berjarak dua rumah dari tempat tinggal penulis masih ada tersisa satu pohon mulwo gundul dan sekarang sedang berbuah.