Kini cahaya api Sang telah padam di telan hiruk pikuknya kota.
Meskipun sejatinya lidah api Sang tetap merayap memenuhi angkasa.
Berjalan di antara partikel-partikel dan debu-debu angkasa.
Serta di antara Sang-Sang yang lain nun jauh di pusaran bintang di tangga langit ketujuh.
Dewi yang rapuh muncul dari balik awan.
Merayap Dewi dalam gelap mencari cahaya untuk menerangi perjalanannya.
Dia membutuhkan lidah api Sang.
Dengannya terpancar cahaya di wajahnya.
Sang dan Dewi sejatinya saling melengkapi dalam hidupku.
Bergantian memberi warna dalam perputaran waktu.
Meskipun mereka bertolak belakang perannya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!