Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Ujung Penantian Saat Hujan Kemarin

2 Oktober 2018   09:21 Diperbarui: 2 Oktober 2018   09:38 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://weheartit.com

Lambat rintik hujan
Turun membasahi bumi
Semilir angin ...
Menerbangkan sebagian dari padanya.

Dia datang begitu cepat
Menyapu rintik hujan
Hingga membasahi wajahmu.
Dan dia begitu kuat

Hingga baliho baja roboh
Pohon besar tercabut dari akarnya.
Adakah yang lebih kuat darinya?
Sedangkan bila dia datang lagi ...

Semilir angin berhembus pelan
Memberikan kesejukan ...
Memberikan kehidupan ...
Disetiap hembusan dan tarikan nafasmu

Maukah engkau pulang bersamaku?
Sebelum dia datang lagi
Menyapu rintik hujan
Hingga membasahi wajahmu

Engkau terpejam mata
Memalingkan wajah
Berhembus angin membelai lembut
Rambut hitam panjangmu

Dan dia datang lagi ...
Memberi warna pelangi di matamu
Kusapa hati, kugenggam tangan
Maukah engkau pulang bersamaku?

Merah merona di pipi
Menghias langit kelabu
Tersenyum engkau memandang
Di ujung penantianmu ....

Solo. 2.10.18

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun