Sementara itu  Aktivis Kemanusian dan Lingkungan Papua Selatan Maria Goreti Mekiuw yang juga  berasal dari Suku Yeinan mengatakan bahwa dirinya bersama semua  perempuan suku  Yeinan yang ada di pesisir kali Maro menolak segala bentuk investasi yang merusak hutan adat  suku Yeinan. " kami perempuan Yeinan  sangat terikat dengan hutan, karena hutan adalah tempat  kami para perempuan mencari makan, obat-obatan dan juga semua atribut adat". tuturnya. Menurut Maria Perempuan Yeinan tidak membutuhkan Investasi  berskala Makro, tetapi yang menjadi kebutuhan mendesak hari ini adalah  fasilitas  pendidikan,kesehatan dan kesejahteraan untuk masyarakat adat  Papua di Merauke, bukan investasi yang merusak Lingkungan dan mengambil tanah-tanah masyarakat Adat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H