Mohon tunggu...
Bung Fai
Bung Fai Mohon Tunggu... Aktor - Menjadi baik. Cukup.

Baik bukan keniscayaan. Tapi kemauan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Senyummu Membahagiakan Aku

14 Desember 2020   09:55 Diperbarui: 14 Desember 2020   10:08 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja sudah berada pada ujung peraduan. Selalu ku hadirkan peristiwa yang selalu membuatku merasa dibutuhkan. Aku merasa bahagia bila kamu tersenyum indah kepadaku. Walau aku tahu itu bukanlah senyum cinta. Aku tidak pernah berharap lebih. Dengan kamu senyum saja aku sudah merasa dunia ini berpihak padaku. Warna jingga pada senja itu memberi indah kepadaku sebelum warna kelam malam menyelimuti.

Aku mencoba tampak tenang ketika senyum itu terkembang. Aku sangat khawatir ketika senyummu mendadak menghilang. Aku cemas kepayahan. Aku ingin turut serta hilang.

Nina, bila kau menatapku, aku akan selalu terlihat asing. Tapi jika kau resapi pada setiap hentakan langkah kakiku, ada lantunan tentang kejujuran seorang manusia yang memiliki anggapan bahwa tidak selamanya perasaan harus diuntaikan dengan lisan.

Nina, maaf aku takut. Aku takut jika nanti kamu kecewa. Dengan lisanku yang tak pandai berirama. Mungkin aku belum siap kalau nanti kita berbeda. Tapi percayalah, Nina. Senyummu itu sudah membuat aku bahagia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun