Mohon tunggu...
Elly elly
Elly elly Mohon Tunggu... -

Wanita yang energic dan antusias, dalam segala hal. Cepat beradaptasi dengan lingkungan, dalam bentuk apapun... . Dan "HappyMarried"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Laki-laki atau Perempuan?

14 Juli 2010   20:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:51 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bayinya perempuan, namanya Ilse

Bart langsung memberitakan berita bahagia itu. “Ooh, perempuan.... Selamat ya..”, aku pun langsung mengucapkan atas kelahiran bayinya dengan sangat gembira.

Kemudian Bart mengatakan padaku kalau dia sudah menghubungi B’dol, “aku akan tunggu telepon dari kalian, apakah pada hari Kamis jam 19:00 malam kalian bisa datang menjenguk kami di rumah sakit di Hoorn. Berhubung waktu jenguk sampai dengan pukul 20:00 malam, makanya aku harus membagi-bagi waktu, untuk setiap pengunjung satu jam”, Bart mengatakan demikian padaku.

“Okei, aku akan bicarakan hal ini pada B’dol nanti malam, sepulang aku kerja”, jawabku lagi.

Setelah pembicaraan kami selesai, Bart pun menyudahi kata-katanya lalu sambungan terputus.

Begitu aku melihat layar di hape padam, mataku melirik ke tombol NO, kemudian jarik telunjukku menekan tombol tersebut, me-nonaktifkan hape yang berada digenggaman tangan sebelah kananku.

Sesampai dirumah, aku dan B’dol memperbincangkan tentang berita yang datang dari Bart siang tadi. B’dol menanyakan padaku, apakah kami bisa berangkat ke Hoorn pada hari Kamis petang, sepulang dari kantor.

Tiba hari H jam 17:00, aku melihat mobil B’dol sudah terparkir di lapangan parkir khusus pengunjung, dimana aku bekerja. Aku pun jalan menuju arah dimana mobil terparkir.

Tas tanganku tergantung di bahu kananku, sambil bersamaan, tangan kanankumembuka pintu kanan depan mobil.

Ketika aku menghentakkan kedua bokongku di atas kursi, sambil aku mengucapkan selamat sore pada B’dol. Tidak lupa aku menutup pintu mobil itu kembali. Kemudian, B’dol memindahkan persneling, bertanda mobil akan dijalankan. Kami pun langsung meluncur menuju Hoorn, yang kira-kira memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan dari Utrecht.

Tiba di Hoorn, kebetulan kota itu tidak asing lagi bagi kami, sehingga kamipun tidak harus susah payah mencari Rumah Sakit tersebut. Kami hanya harus mencari ruang bersalin dan kamar atas nama Jamila, yang baru kami dapatkan alamat kamarnya dari resepsionis.

Bahagianya, setiba diruangan melihat si Ilce melengkungdi ranjangnya, kamipun mengucapkan selamat pada kedua orang tua Ilce, Bart dan Jamila. Sambil kami berbincang-bincang, selang 10 menit kemudian, datang sepasang suami-istri teman Bart yang jam berkunjungnya tentu sudah di atur oleh Bart.

Prost!! proost!! proost!!”, kami mengangkat tangan masing-masing ke atas, dengan menggenggam cankir plastik yang berisi limonade, sejenis minuman sirup.

Setelah itu, Bart membagikan roti kering bulat yang diatasnya ditaburi sprinkles sejenis coklat, tapi berwarna putih dan merah muda.

“Sekali lagi proost buat Ilse, proost!! Proost!! Proost!!”, Bart mengangkat tangannya sekali lagi keatas sambil mengeggam cangkir plastik yang berisikan sirup limonade. Kami pun semua serentak mengikuti arahan Bart, aku juga ikut mengangkat tanganku keatas dan mengucapkan kata-kata kebahagiaan itu, “proost!! Proost!! Proost!!”.

[caption id="attachment_194339" align="aligncenter" width="240" caption="sprinkles merah muda-putih diatas roti kering, dan secangkir sirup limonade"][/caption]

Tapi, “oooh, roti apa ini... “, bisikku dalam hati, “rotinya kering, ditaburi sprinkles berwarna merah muda dan putih, pasti ini manis”, aku berkata pada diriku sendiri. Aku pun mencobanya, “oohhh... manisssnya, ampun... rasa mint-nya, aduh aku tidak sanggup menelannya”. Tanpa sungkan-sungkan, aku pun langsung bertanya pada Bart. “Bart, roti apa ini?”, tanyaku padanya, ”aku tidak suka!”, kataku sekali lagi.

“Oooh ini tradisi disini, kalau bayinya yang lahir perempuan, para pengunjung akan dibagi roti kering dan minuman sirup limonade. Dan sprinkles-nya harus berwarna putih dan merah muda.

“Tapi kalau bayinya yang lahir laki-laki, roti keringnya harus ditaburi dengan sprinkles yang berwarna biru dan putih. Ini adalah tradisi kami disini”.

[caption id="attachment_194342" align="alignleft" width="158" caption="Sprinkles biru-putih"][/caption]

“Ooh..uuuhh..””, aku pun mengangguk-angguk menunjukkan megerti, sambil aku berkata dalam hatiku “ternyata ada juga tradisini disini....”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun