Ide-ide segar, kerap muncul di tempat santai seperti di kedai kopi. Sembari memanfaatkan wi-fi gratis, pengunjung bebas mencari inspirasi, mengerjakan tugas-tugas studi, atau sekadar "membunuh" jenuh bersama komunitas. Tradisi "ngopi", sudah menjadi "ritual" harian masyarakat dari zaman ke zaman.
Era ekonomi kreatif hadir. Cafe-cafe unik bertebaran di Malang Raya. Namun, acapkali para petani kopi lokal belum merasakan benefit secara layak; mereka hanya sebagai penerima harga (price taker). Untuk itu, komunitas "Malang Sejuta Kopi" hadir mengangkat marwah kebun kopi Malang Raya sekaligus ingin menjadikan Malang sebagai destinasi wisata kopi.
Mengangkat Marwah Kopi Malang Raya
Jumat sore itu (22/03/2018), tim Bolang menghadiri acara technical meeting "Malang Sejuta Kopi" di Kampus D3 Pariwisata Unmer Malang.
Malang Sejuta Kopi adalah gerakan bersama masyarakat kopi dari hulu ke hilir, dengan melibatkan anggota petani kopi, pemroses kopi, roastery, pemilik kedai, barista, peneliti/pemerhati kopi, dan unsur lainnya, demikian tegas Mas Budi, koordinator komunitas. Â
Agar shareable, komunitas melibatkan tim reviewer dari para blogger, tak terkecuali Blogger Kompasiana Malang (Bolang) untuk mengunjungi 30 kedai kopi terpilih di kota Malang dan mempublikasikannya secara online. Teknis pembagiannya diatur kemudian. Daftar kedai-kedai penyedia  KOPI GRATIS lihat di link ini.
Bolang memberi kesempatan kepada kompasianer luar kota untuk bergabung bersama kami, dengan ketentuan:
1. Bersedia datang dan mereview. Saat ini, sudah ada 19 kompasianer yang menyatakan kesediaannya.
2. Mengirimkan identitas diri:
- Nama lengkap:
- No. HP/WA:
- E-mail:Â
- Akun Kompasiana. jika belum punya, silahkan register di Kompasiana atau via link ini.
- Kirim identitas Anda via email dengan subyek "DAFTAR SEJUTA KOPI" ke bolang.kompasiana@gmail.com untuk diseleksi sesuai kebutuhan.