seujung kukupun tak kuragukan betapa tulusmu mencintainya,mungkin juga hanya kamu yang mampu pahaminya.
ketika untuk yang kesekian kalinya dia bercumbu dengan dusta,bergelut dengan lara
cintamu tetap kokoh tak bergeming
hidup memang tak pernah benar-benar adil,namun tulusnya rasa mampu membuatmu tetap bertahan dalam ikatan
pun ketika virus-virus laknat itu perlahan tapi pasti mulai menggerogoti tubuhnya hingga tak bernyawa...
tak sejenak pun kau meninggalkannya
setiamu teruji bersama waktu  hingga akhir hayat dikandung badan
kini rindumu bergejolak tak berarah,tak bertuan,kupahami.....
karna akupun merindukannya meski terkadang aku berusaha mengingkarinya.
ego ku yang menjulang tinggi telah mengantarkanku kejurang penyesalan yang tak bertepi.
andai TUHAN memberiku kesempatan sehari saja akan kubisikkan  betapa akupun mencintainya.