Mohon tunggu...
Boeng Awiell Pujangga
Boeng Awiell Pujangga Mohon Tunggu... -

Aku mungkin bukan lah si tampan yg kau cari..tapi ku mungkin bisa jd sahabat yg baik bagimu..yg kan slalu mendengarkan keluh kesah mu..yg mgkin kan bisa membantumu lepas dari msalahmu..Walaw mungkin nantinya ku kan terlupa,saat bhagia tlah naungimu..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sekelumit Cerita Peradapan Nurani

31 Oktober 2012   16:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:09 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sekelumit cerita tentang kehidupan kembali ke permukaaan..
sebait alinea tentang kisah perjalanan kembali bercerita…
secarik kertas putih kembali tertulisi akan cerita dlm ragam kisah…

bercerita tentang kehidupan yang hanya sekejap mata menghlang melayang..
berkisah tentang alur-alur rangkaian perjalanan mengais waktu-waktu berlalu..
bertulis dlam sbuah cerita beragam kisah tentang kehidupan yg kan di tuang kan di atas scarik kertas putih…

cerita-cerita yg kadang berkisah tentang airmata,gelak tawa,penderitaan,pemberontakan,persengkokolan dan kebahagiaan..

semua berkisah tentang perjalanan panjang sebuah nafas anak manusia yg terlahir kedunia yg kan menjalani sebuah cerita panjang yg telah menantinya..
semua coba dituangkan tertulis dgan tinta-tinta kenistaan hdup di atas secarik kertas putih nan lusuh yg tlah mgkin terbuang oleh mereka..

terbaring lemah tubuh-tubuh nan ringkih kurus kerempeng d pelataran2 toko beralaskan koran..
berlari-lari kaki-kaki kecil itu kian kemari di setiap pertigaan,perempatan lampu merah..
suara-suara kesenduan mereka ucapkan memelas meminta menengadahkan tangan mereka berharap setitik belas kasihan…

mereka tak pernah berharap terlahir demikian..
mereka tak pernah ingin akan menjadi yg seperti sekarang..
mereka juga memiliki angan akan sebuah cita-cita..
tapi waktu berkata lain pada mereka..
tapi keadaan tak memihak pada nasib..

dengan kardus-kardus bekas mereka jadikan dinding pelndung mereka dari panas,hujan dan dinginnya angin malam..

tak pernah kah tersentuh hati mereka yg di seberang sana yg lg duduk manis berangku tangan ria melihat mereka yg di seberang sini..
mereka-mereka yg berdasi berjas bersih yg katanya punya hati nurani dan berjiwa suci karena mereka katanya orang-orang terpandang..

tapi dimana nurani mereka?
tapi kemana jiwa mereka?

seakan mereka buta akan melihat itu..
seakan mereka tuli akan mendengar itu..

janji-janji suci mereka berganti janji-janji palsu bersampah kotoran-kotoran..
sumpah-sumpah mulia mereka berganti sebuah kemunafikan..
mereka yang duduk di gedung sana masih saja tertawa terbahak..
mereka yg duduk di dalam gedung itu masih saja berpangku tangan..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun