“ Sebelumnya saya atas nama pribadi mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan kerja sekalian dan saya juga mohon maaf kalaulah saja saya menggangu waktu rekan-rekan. Disini saya membuat suatu harapan baru dimana dikedepannya ini akan berlangsung baik dalam masa saya ataupun akan tetap berlanjut untuk kedepanya”. Ini bisa disebut sebuah aturan namun sengaja dirangkai untuk terkesan tidak memaksa. “Saya berharap disetiap pagi kita dapat meluangkan waktu sejenak untuk menjalin silahturahmi antar kita dengan berkumpul di ruang kerja utama kita yang lebih tepatnya di depan ruang kerja ini”, Seraya menunjukkannya dengan ibu jariku lalu aku melanjutkannya kembali, “ dan juga alangkah baiknya kita juga berdoa bersama didalamnya sebelum kita melakukan kerja. Bagaimana...!! Ada yang keberatan akan harapan saya ini..?”.
“O... tidak pak ! Kami rasa itu merupakan hal yang baik pak”. Ucap salah seorang menjawabnya.
“Yang lain bagaimana..?”.
“Ya setuju pak”. Salah seorang lagi menjawabnya dan mulai terjadi beberapa kericuhan yang aku dengar namunberbau kesepakatan mereka denganku.
“Oke.. Kalau begitu kita akan melakukannya mulai hari ini juga ya, namun sebelumnya ada yang mau dipertanyakan.?”.
Salah seorang disudut mengangkat tangannya. “ Saya pak, yang saya pertanyakan apakah kami akan masuk lebih pagi atau tetap pada jam-jam seperti sebelumnya?”.
“Untuk masalah itu saya rasa kita akan meluangkan waktunya sendiri, jadi kita akan tetap masuk seperti biasanya lalu berkumpul disini. Kita akan meluangkan waktu sekitar 30 menit sekalian ada diskusi didalamnya”.
“Dalam diskusi masalah apa saja yang bisa ki bicarakan pak..?”. Sambung wanita berambut panjang hitam lurus yang berdiri tepat di depan saya.
“OO... Untuk masalahnya kita bisa bahas yang harus kitaperbaiki dalam meningkatkan kinerja kita dan juga perusahaan ini, baik itu sebuah saran untuk kedepannya , ide-ide kreatif kita ataupun munkin permasalahan pribadi rekan-rekan sekalian atau bisa dikatakan curhat. Itupun kalau sodara mau membagikannya”, aku akhiri kata barusan dengan senyuman sebagai candaan untuk saling mengakrabkan.
“Hahaaaaaa”. Mereka tertawa dengan ucapanku yang terakhir.
“ Yang pastinya kita didalamnya berdiskusi dengan gaya yang rilex, So pasti tiada yang formal didalamnya namun agak sedikit berkesan. Oke ...!!”.
Mereka menanggapinya dengan gaya mereka masing-masing yang mengisyaratkan mengertinya mereka untuk hal yang aku sampaikan barusan, selain itu mereka sepertinya mau menerimanya sebagai rutinitasnya setiap pagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H