Baru-baru ini dunia pendidikan tercoreng, peristiwa memalukan beruntun terjadi mulai dari peserta didik, guru, kepala sekolah dan pengawas. Tidak perlu kita sebutkan satu persatu karena saya yakin anda semua pasti tahu, disinilah peran serta seluruh lapisan masyarkat harus mulai serius mencari solusi, bukan hanya slogan , pencanangan dan lomba untuk mengatasi masalah ini, karena sudah sangat kompleks .
Pendidikan sudah terbagi dua arus, arus bawah dan arus atas, arus bawah adalah mereka yang kurang mendapat perhatian seperti : anak jalanan, anak miskin, anak yang hidup dilingkungan lokalisasi, anak yang kurang kemampuan mengikuti pelajaran dan masih banyak lagi. Arus atas yang dimaksud adalah anak berprestasi, anak yang hidup dikeluarga mampu, dan sebagainya. Ketika mereka duduk dalam satu kelas apa yang terjadi, gesekan antara status sosial ini yang sering terlewatkan dan tidak disadari pendidik. Karena saat ini guru juga dibebani banyak tanggung jawab mulai administrasi kelas, pemberkasan, sertifikasi, tunjangan dan sebagainya. Nah , apa yang harus dilakukan bangsa ini, pemerintah dan masyarakat ?
Arus globlalisasi sudah tidak terbendung lagi, dari segala lini kehidupan manusia, tak terkecuali anak-anak yang notebene rentan terkena imbas. Peran serta keluarga adalah penopang utama keberhasilannya. Karena tuntutan kehidupan juga mengharuskan kedua orang tua membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan kehidupan yang makin kompleks. Perhatian orang tua terhadap anak sering terabaikan karena kebanyakan mereka tidak cukup waktu memberi perhatian dengan sibuk bekerja.
Gerakan Pendidikan Semesta yang dicanangkan Kemdikbud di Bulan Mei ini merupakan jawaban yang tepat untuk menjawab permasalahan diatas. Gerakan tersebut jangan di jadikan simbol ataupun hanya slogan saja, karena setelah Bulan Mei, gerakan akan mati suri. Gerakan ini perlu dilaksanakan serta di aplikasikan di semua lini pendidikan, semua lini masyarakat dan satkeholder terkait. Gerakan yang banyak mengandung arti dan tersembunyi tujuan murni , yaitu menjadi Indonesia lebih baik, harus segera ditindak lajuti. Pemerintah terutama Kemdikbud sebagai pemangku harus menemukan dan meramu konsep yang tepat untuk menjalankan gerakan tersebut.
Konsep yang tepat untuk mendukung keberhasilan Gerakan Pendidikan Semesta bisa beragam, saya yakin setiap lembaga/sekolah pasti mempunyai tujuan yang baik sesuai ketetapan UU yang berlaku. Namun konsep yang tepat untuk mengaplikasikannya masih dibutuhkan panduan yang tepat. Setiap sekolah manapun di Indonesia pasti bertujuan menjadikan generasi Indonesia yang baik dan cerdas, namun apa yang terjadi ? masihkah kita bangga jika salah satu siswa kita melakukan hal yangmemalukan? Masihkah bangga jumlah siswa yang besar dan dana BOS yan besar di sekolah kita namun tidak bisa menjadikan mereka lebih baik? Masih banggakah dengan gelar berprestasi dan juara jika masih ada siswa kita yang putus sekolah? Renungkanlah...
Harapan akan pendidikan lebih baik semoga tidak menjadi slogan semata. Keberhasilan sebuah gerakan semoga bukan hanya sekedar euforia dan retorika, namun benar-benar bisa di aplikasikan dan kemudian hari dirasakan hasil dari tujuannya, semoga Gerakan Pendidikan Semesta ini menjadi obat ampuh untuk menjawab tantangan pendidikan era ini dan bukan sekedar harapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H