Akhir tahun 2018 menjadi kenangan yang tentunya tidak akan terlupakan. Hal ini dikarenakan dalam perjalanannya setiap hal yang telah berjalan menjadi suatu catatan tersendiri bagi penulis maupun orang lain. khususnya adik-adik pramuka penggalang dari Gugus depan pangkalan SMP 17 AGustus 1945 Cluring Kabupaten Banyuwangi.
Saat itu, Pada awal bulan november Gugus Depan Banyuwangi pangkalan SMP 17 Agustus 1945 Cluring mengadakan perkemahan akbar bhakti perdamaian yang mengusung tema "Jalin Kebhinnekaan, Menjadi Generasi Pembawa Pesan Perdamaian". Hal ini sejalan dengan tujuan awal dalam kegiatan ini karena pada era sekarang ini rasa persaudaraan, kesetaraan dan wujud cinta damai antar sesama insan m enjadi hal yang utama
Gerakan pramuka adalah pendidikan karakter dan kepramukaan bagi kaum muda gunan menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, sanggup bertanggung jawab dan mampu membangun generasi penerus selanjutnya yang lebih baik serta berbudi bawa laksana.Â
Dalam mencapai tujuannya, antara lain dalam upaya menanamkan dan menumbuhkan budhi pekerti luhur dengan cara memantapkan mental, moral, fisik, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman melalui berbagai kegiatan. Salah Satunya adalah dengan cara berkemah.Â
Perwujudan atau realisasi hal tersebut adalah dibentuk dalam bentuk Perkemahan Bhakti Perdamaian dalam upaya Pembinaan anggota Gugus Depan SMP 17 Agustus 1945 Cluring Banyuwangi
Efek dari hal ini adalah peserta didik menjadi lebih nyaman dalam berkegiatan dan selaras dengan Dharma Pramuka kedua "cinta alam dan kasih sayang sesama manusia"terwujud.Â
Lingkungan yang asri, masyarakat sekitar bumi perkemahan yang ramah menjadikan perkemahan ini menjadi lebih bermakna. didekat bumi perkemahan terdapat dusun terakhir yakni dusun sidomulyo yang oleh masyarakat Banyuwangi dikenal dengan julukan Kampung KBÂ
Menurut Kamabigus SMP 17 Agustus 1945 Cluring Kak Ribut hariyanto, kegiatan yang diikuti oleh kurang lebih 125 pramuka penggalang ini menjadi agenda rutin setiap tahun Gugus Depan guna menumbuhkan pendidikan karakter serta rasa cinta damai baik bagi peserta kemah maupun interaksi dengan masyarakat sekitar.Â
Peserta kemah mendapat tambahan pengetahuan bagaimana membuat tanaman hidroponik serta proses hingga finishingnya ditambah pengetahuan tentang ilmu reproduksi remaja yang notabene sangat vital. sedangkan menurut Ka Gudep Kak Andi Tri Erfanto yang merangkap Waka Kesiswaan ini menuturkan kepada penulis bahwa proses yang sulit dalam realisasi kegiatan ini dengan kontribusi beberapa kakak pembina yang memang segelintir yang peduli menjadi tantangan tersendiri namun itu yang nantinya menghasilkan jiwa jiwa yang tahan banting dan siap dimanapun ditempatkan.Â
Menurut kakak berpita mahir merah (begitu sebutannya), kak andi menambahkan bahwa kegiatan dengan jadwal yang padat tidak membuat adik adik penggalang berkeluh kesah namun menjadi suatu candu dengan harapan kegiatan kemah ini bisa sering diadakan minimal setahun sekali.Â