Mohon tunggu...
Muhammad Alfi Syahri Al Rasyid
Muhammad Alfi Syahri Al Rasyid Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang jurnalis televisi dan blogger yang berasal dari Medan dan tinggal di Natuna

http://www.bocahudik.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Think Twice Before Get Married!"

11 Oktober 2017   09:25 Diperbarui: 11 Oktober 2017   09:33 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Many children are frustrated and stressed if they become victims of their parents' divorce. But there are also who get a normal life because both their parents can give understanding early and managed to cover their divorce.

Aku pernah melihat seorang anak yang berusia sekitar 16 tahun seperti mengalami kekerasan psikis. Kedua orang tuanya sudah bercerai karena sang ayah selingkuh dan menikah lagi. Sementara sang ibu menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Setiap hari, sang anak hanya bisa menangis melihat kondisi keluarganya. Setiap kali merasa kangen dengan ayahnya, dia melihat rekaman CD pesta khitanan abang kandungknya. Beruntung si anak tersebut tidak terjerumus ke hal yang negatif. Namun sayang dirinya putus sekolah.

I've ever seen a child about 16 years old. He was like experiencing psychic violence. His parents have divorced because his father cheated and remarried. And his mother became a hero for his family. Every day, the child only cried to see the condition of his family. Whenever he felt miss with his father, he saw a CD recording of his brother's circumcision party. Lucky the child did not fall into the negative thing. But unfortunately he dropped out of his school.

Ada juga pengalamanku yang berbeda. Seorang anak dibawa oleh ayahnya yang menikah lagi dengan wanita lain. Itu artinya si anak tinggal bersama ayah dan ibu tirinya. Dari dulu, kita tahu bahwa sosok ibu tiri merupakan figur yang kejam dan suka menyiksa. Hal itu benar karena aku pernah melihat anak tersebut disiksa oleh ibu tirinya kalau sang ayah tidak ada di rumah alias bekerja.

There was also different experiences. A child was brought by her father who remarried. It means the child lives with his father and stepmother. Based on the story in past, we know that the stepmother is a cruel and torturous figure. That's true because I've seen the child being tortured by her stepmother if the father was not at home or work.

Jika anak tinggal dengan ayah tiri, tidak jarang muncul pemberitaan di media yang mengabarkan tentang ayah tiri mencabuli anaknya. Itu merupakan hal yang sangat pahit dalam kenyataan hidup. Lagi-lagi anak menjadi korban perceraian kedua orang tuanya.

If children live with stepfather, always appear in the media that tells of a stepfather molesting his stepdaughter. That is a very bitter thing in the reality of life. Again and again, children become the victim of divorce of the parents.

Dari kejadian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa menikah bukanlah hal yang sangat mudah. Banyak hal yabg harus dipikirkan. Kalau menikah hanya sekedar menikah dan menyalurkan hawa nafsu, maka bisa menjadi sia-sia. Ingatlah dampak yang muncul nantinya. Tapi yang paling utama, manikah harus bisa meyakinkan hati dengan tujuan ibadah.

From these story, it can be concluded that marriage is not a very easy thing. There are many things to think about. If married just to get married and take the passions, then it can be waste. Remember the impact that will comes later. But most of all, married must be able to convince the heart with the purpose of worship.

MORE INFO: www.bocahudik.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun