Mohon tunggu...
Rifky Pradana
Rifky Pradana Mohon Tunggu... -

Seseorang pria yang bukan termasuk golongannya rakyat 'Jelita', hanya seorang rakyat 'Jelata' saja, yang suka iseng, yang suka mengisi waktu nganggurnya untuk menghibur dirinya dengan membaca dan menuliskan uneg-unegnya yang dipostingkan di blog komunitas : Kompasiana, Politikana, serta di milis-milis yahoogroups.com : Forum Pembaca Kompas, Mediacare, Media Umat, Ekonomi Nasional, PPI-India, Indonesia Rising, Nongkrong Bareng Bareng, Wartawan Indonesia, Zamanku, Eramuslim, Sabili, Mencintai Islam, Syiar Islam, dengan nickname rifkyprdn@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Tragedi Bukit Jalil & Keajaiban Senayan

27 Desember 2010   00:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:22 2151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia AFF 2010

Mental bertanding tandang, seperti yang sudah diprediksi sebelumnya, ternyata benar-benar menjadi faktor utama yang sangat mempengaruhi penampilan timnas Indonesia di Bukit Jalil National Stadium - Kuala Lumpur Malaysia.

Bertanding dihadapan suporter pendukungnya memang jauh berbeda nuansanya jika dibandingkan dengan berlaga dihadapan suporter lawannya.

Sehingga hal itu memang akan sangat mempengaruhi kondisi mental dan psikologis para pemain, dan pengaruhnya cukup signifikan bagi pemain yang belum mempunyai jam terbang cukup dalam menghadapi situasi yang demikian itu.

Namun sungguh diluar dugaan, pengaruhnya sungguh sangat luar biasa. Hampir seluruh pemain timnas Indonesia menderita demam panggung yang membuat segalanya menjadi serba salah.

Salah umpan, salah posisi, salah intersep dalam memotong umpan lawan, mudah kehilangan bola, mudah dilewati lawan, lengkap dengan segala tingkah serba salahnya telah membuat Indonesia pun menjadi dapat dikalahkan secara telak oleh Malaysia dengan skor 3-0.

Nasib busurk dari timnas Vietnam rupanya telah menular kepada timnas Indonesia, dimana di tempat yang sama pada pertandingan sebelumnya, Vietnam juga dikalahkan dengan skor 2-0 oleh Malaysia.

01.Menanti Keajaiban di Gelora Bung Karno :

Kekalahan dengan selisih 3 gol itu boleh dibilang telah memupus harapan Indonesia untuk meraih trophi juara pertama di Piala AFF 2010 ini.

Memang, masih ada satu pertandingan di Gelora Bung Karno pada 3 hari lagi, yaitu di hari Rabu tanggal 29 Desember 2010. Tapi boleh dibilang, hanya keajaiban saja yang bisa membuat Indonesia bisa membalas kekalahan itu dengan kemenangan lebih dari 3 gol.

Keajaiban memang bukanlah hal yang mustahil terjadi. Memang pula, di pertandingan penyisihan grup kemarin dulu itu Indonesia berhasil menekuk Malaysia dengan skor 5-1.

Namun, menilik bagaimana Vietnam setelah kalah 2-0 di Kuala Lumpur itu tak mampu mengalahkan Malaysia saat bertanding di Vietnam, hanya mampu memaksa seri 0-0, maka bisa jadi Indonesia pun akan bernasib serupa dengan Vietnam.

Maka dengan berat hati harus diakui, mengharapkan datangnya keajaiban sehingga Indonesia dapat menang dengan selisih gol yang lebih dari 3 gol itu, layaknya seperti menunggu datangnya sang Godot.

02.Pelit dan Telat dalam Pergantian Pemain .

Sejak menit awal, beberapa pemain memang sudah terlihat telah mengidap kerapuhan mental bertanding tandang sehingga menderita demam panggung yang luar biasa akut.

M Ridwan sebagai salah satu contohnya, yang bahkan saking grogi dan serba salahnya malahan hampir saja membuat blunder fatal yang nyaris membuahkan gol bagi Malaysia.

Yongki Ariwibowo, juga tak berbeda. Penampilannya sangat jauh dibandingkan saat tampil melawan Filipina di semifinal leg kedua.

Pergerakannya sebagai salah satu tombak kembar itu tak memberikan kontribusi dalam membuka celah di barisan pertahanan Malaysia. Kreatifitasnya pun menjadi seakan tumpul, sehingga tak terjadi jalinan pola kerjasama umpan wall pass dengan Gonzales sebagai tandemnya.

Okto juga kembali bermain seperti saat melawan Thailand. Keasyikan dengan pola permainan individual yang membuat bangunan pola serangan menjadi monoton sehingga mudah diblok oleh barisan pertahanan Malaysia.

Gonzales pun terlihat ketularan pula. Dimana biasanya ia bermain mobil yang menjemput bola jika lini tengah tak berfungsi sebagaimana mestinya dalam mengalirkan bola umpan, juga tak terlihat melakukan aksinya yang bisa membangkitkan inspirasi bagi pemain lainnya itu.

Bustomi juga gagal menjalankan perannya sebagai gelandang yang salah satu fungsinya adalah menjadi tembok pertama dari aliran bola serang lawan. Terlalu mudah dilewati, sehingga Firman Utina menjadi harus turun melapis jauh ke belakang, akibatnya fungsinya sebagai play maker menjadi tak terjalankan dengan baik.

Di saat seperti ini dibutuhkan penggantian beberapa pemain untuk mengangkat moral pemain lainnya, serta memberikan nuansa lain bagi tim secara keseluruhan.

Namun, disaat seperti Riedl masih terlalu percaya diri, dengan tak mencoba segera melakukan penggantian pemain di saat jeda istirahat babak pertama.

Sehingga saat babak kedua dimulai, pola permainan tetap monoton dan mudah terbaca oleh lawannya, akibat lanjutnya tak terjadi adanya peningkatan penampilan tim secara keseluruhan.

Pergantian kemudian dilakukan, Okto digantikan oleh Arif Suyyono dan Yongki Ariwibowo digantikan oleh Irfan Bachdim. Tapi jumlah penggantian itu tak mencukupi, tak ada pemain lini tengah lainnya yang diganti, sehingga situasi di lini tengah yang tertekan itu tetap tak terperbaiki.

Waktu dilakukan pergantian pun juga bisa dikatakan sudah terlambat. Sehingga sudah kehilangan momentum terbaiknya. Dimana hampir seluruh pemain sudah menderita degradasi moral dan mental bertanding.

Akibatnya, walau pasca penggantian itu ada peningkatan di penampilan tim. Namun itu tak mencukupi untuk membuat perbaikan yang memadai dalam mengangkat moral tim secara keseluruhan.

03.Malaysia memang Pencuri yang Lihai .

Wasit terpaksa menghentikan sementara waktu pertandingan, setelah kiper Indonesia berkali-kali memprotes gangguan sorotan senter laser warna hijau yang tak henti-hentinya diarahkan dari lima penjuru oleh suporter Malaysia ke mata kiper Indonesia

Tujuan dari ulah senter lasernya suporter Malaysia itu jelas untuk mengganggu konsentrasi dan fokus perhatian serta pandangan kiper Indonesia. Hal yang sama dialami oleh kiper Vietnam saat mereka menghadapi Malaysia di Stadion Bukit Jalil.

Skorsing pertandingan itu bisa jadi akan berlanjut ke penundaan pertandingan pada hari lain, dan bisa jadi di teruskan tempat lainnya, jika ulah sorotan senter laser oleh suporter Malaysia itu tetap dilakukan.

Jika itu terjadi, maka itu akan menjadi noda nista yang mencoreng muka para petinggi negara Malaysia. Rupanya setelah mengetahui akibat fatalnya, suporter Malaysia pun menghentikan ulahnya.

Namun, akibat fatal ditunai oleh Indonesia. Pasca diskorsnya pertandingan itu, para pemain di barisan pertahanan Indonesia menjadi sangat lengah dan tak waspada.

Sebagaimana diketahui, dua tombak kembar Malaysia memang sangat lihai dan licin dalam memanfaatkan peluang untuk mencuri gol.

Hal yang sudah diprediksi sebelumnya, jika pemain belakang Indonesia kehilangan fokus perhatian dan kewaspadaan dalam mengawasi kedua orang penyerang tengah Malaysia, maka malapetaka tinggal menunggu waktu saja.

Dan tak lama memang tibalah saatnya. Maman dengan mudah dikelabuhi dan dilewati oleh pemain Malaysia, yang kemudian disempurnakan menjadi gol oleh penyerang Malaysia, Safee Mohd.

Sayangnya, pelatih Indonesia masih juga pelit dalam melakukan penggatian pemain, sehingga tak ada perbaikan di sektor barisan pertahanan Indonesia.

Dua gol tambahan kembali menyusul secara beruntun menjadi pelengkap bukti betapa Malaysia adalah pencuri yang lihai dan piawai.

Dan seharusnya, para pemain timnas Indonesia pun harus mencontohnya. Piawai dan lihai dalam mencuri gol.

04.Alfred Riedl terancam Dipecat .

Disamping soal demam panggung yang diakibatkan oleh sebagian besar pemain timnas Indonesia mengidap penyakit kronis kerapuhan mental bertanding tandang.

Rusaknya fokus permainan dari sebagian besar pemain timnas Indonesia itu, menurut beberapa kalangan juga disebabkan oleh adanya gangguan non teknis sepakbola yang ditimbulkan oleh beberapa politisi.

Kurang dari 16 jam dari keberangkatan tim ke Malaysia, marak datang undangan acara dari beberapa politisi. Termasuk acara sarapan bersama dengan salah seorang pimpinan tertinggi dari parpol besar di Indonesia.

Belum lagi terhitung gangguan adanya acara wawancara dari para wartawan kepada para pemain. Puncaknya adalah acara wawancara eksklusif yang dirancang oleh salah sebuah stasiun televisi swasta di Indonesia.

Bahkan saat sudah berada di Malaysia pun, ada seorang menteri yang mengutus stafnya untuk mencoba membikin acara makan malam bersama dengan para pemain timnas. Untunglah, undangan acara dari sang menteri itu ditolak oleh Alfred Riedl.

Konon, menurut kabar, Riedl pun mengakui adanya kontribusi dari ganguan-gangguan tersebut terhadap hilangnya fokus permainan para pemainnya.

Semoga saja, kekalahan dan kegagalan meraih Piala AFF 2010 itu, beserta dengan hal yang diungkapkan Riedl itu tak membuatnya menjadi dipecat dari jabatannya.

05.Menciptakan Neraka dan Keajaiban di Gelora Bung Karno :

Ulah suporter Malaysia bisa jadi akan berbalas perlakuan pembalasan setimpal yang akan dilakukan oleh para suporter Indonesia. Sudah menjadi pegetahuan umum bahwasanya sentimen terhadap Malaysia itu bukanlah isapan jempol belaka.

Maka segala bentuk kecurangan yang dilakukan oleh supporter Malaysia, merupakan hal yang pasti akan disambut dengan antusias oleh para suporter Indonesia saat laga diadakan di Jakarta, dengan semangat ‘Ganyang Malaysia’.

Sangat bisa jadi, pembalasan itu bukan berupa balasan sorotan senter laser yang serupa. Atau juga bukan dengan intimidasi secara fisik lainnya.

Namun dengan suara gemuruh teriakan dan lengkingan terompet, yang telah terbukti mampu mengintimidasi timnas Filipina pada pertandingan tempo hari.

Disamping meruntuhkan mental pemain lawan, suara lengkingan dan gemuruh itu juga terbukti efektif untuk menciptakan gangguan yang sangat signifikan terhadap lancarnya komunikasi antara kiper lawan dengan rekannya di lini pertahanan.

Neraka bagi timnas Malaysia akan tercipta di Gelora Bung Karno, jika kesolidan dan militansi suporter Indonesia masih bisa terjaga dan dipertahankan semangatnya. Sehingga suara gemuruh teriakan dan lengkingan terompet dapat efektif yang menjelmakan suporter sebagai pemain ke-12 bagi timnas Indonesia.

Neraka bagi lawannya, yang diharapkan akan membuat pemain Indonesia kembali dapat bermain lepas seperti saat menaklukkan Malaysia dengan skor 5-1 dan mencukur gundul Laos dengan skor 6-0.

Skor kemenangan spektakuler yang berarti penantian datangnya keajaiban di Gelora Bung Karno itu tak lagi layaknya seperti menunggu datangnya sang Godot.

Akhirulkalam, jika kemenangan spektakuler tak berhasil diciptakan sehingga Piala AFF 2010 menjadi gagal diraih, sehingga menimbulkan kekecewaan mendalam di kalangan supporter Indonesia. Ditambah dengan kekecewaan atas carut marutnya kinerja para pengurus PSSI dalam mengurusi soal tiket pertandingan. Akankah menjelma menjadi neraka membara yang apinya akan membakar habis Ketua Umum beserta Jajaran Pengurus Terasnya PSSI ?.

Wallahualambishshawab.

*

  • Gambar ilustrasi dicopypaste dari sini .

*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun