Mohon tunggu...
Rifky Pradana
Rifky Pradana Mohon Tunggu... -

Seseorang pria yang bukan termasuk golongannya rakyat 'Jelita', hanya seorang rakyat 'Jelata' saja, yang suka iseng, yang suka mengisi waktu nganggurnya untuk menghibur dirinya dengan membaca dan menuliskan uneg-unegnya yang dipostingkan di blog komunitas : Kompasiana, Politikana, serta di milis-milis yahoogroups.com : Forum Pembaca Kompas, Mediacare, Media Umat, Ekonomi Nasional, PPI-India, Indonesia Rising, Nongkrong Bareng Bareng, Wartawan Indonesia, Zamanku, Eramuslim, Sabili, Mencintai Islam, Syiar Islam, dengan nickname rifkyprdn@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Satpol PP Menghilang ?

18 April 2010   03:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:44 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penggusuran Gubah Al-Haddad yang gagal telah menimbulkan bentrokan sehingga memicu kerusuhan.

Saat itu pemerintah mengerahkan lebih dari 2.000 orang personil.

Komposisinya terdiri dari sekitar 1.750 personil Satpol PP yang berasal dari wilayah kotamadya dan satu kabupaten yang ada di propinsi DKI Jakarta, ditambah dengan sekitar 640 personil unsur polisi dari kesatuan Brimob dan Samapta, serta diperkuat oleh personil dari Garnizun TNI.

Dalam bentrokan yang menelan banyak korban itu beberapa personil Satpol PP tewas dan puluhan lainnya luka mulai dari luka ringan sampai luka berat, serta puluhan warga juga menderita luka berat sehingga masih dirawat di rumah sakit sampai dengan hari ini.

Selain itu timbul juga kerugian materi di beberapa pihak, salah satunya adalah kerugian yang diderita oleh Satpol PP. Kerugian atas kendaraanini ditaksir sebesar Rp. 22. 955.074.000.

Menurut data laporan Pemprov DKI Jaya kepada DPRD, sementara ini rincian kerugian Satpol PP terdiri dari :

  • Kendaraan pengangkut personil berupa Truk dengan jumlah sebanyak 24 unit. Harga perkiraan per unitnya sekitar Rp. 295.800.000, sehingga kerugian ditaksir sebesar Rp. 7.099.200.000
  • Kendaraal operasional merk Isuzu Panther sebanyak 43 unit. Harga per unitnya sekitar Rp. 225.500.000, sehingga kerugian mencapai Rp. 9.696.500.000
  • Kendaraan operasional berupa pick up bermerek KIA sejumlah 14 unit. Harga per unitnya Rp. 727.500.000, totalnya sekitar Rp. 1.785.000.000
  • Kendaraan komando sebanyak 2 unit dengan harga Rp. 226.725.454 per unitnya, sehingga kerugian sebesar Rp. 453.450.000
  • Kendaraan operasional bermerek Toyota Kijang sejumlah 2 unit, perkiraan harga Rp. 120.000.000 per unitnya, sehingga total Rp. 240.000.000
  • Kendaraan sepeda motor jenis trail sebanyak 1 unit dengan harga per unitnya Rp. 24. Rp 499.000.
  • Perlengkapan helm antihuruhara sebanyak 575 buah dengan harga Rp. 500.000 per unitnya, maka jumlah kerugian  Rp. 287.500.000
  • Perlengkapan tameng antihuruhara sebanyak 575 buah, harga per unitnya Rp. 979.000, sehingga jumlah kerugian Rp. 562.925.000
  • Perlengkapan rompi pulset sebanyak 575 buah dengan harga Rp. 4.888. 000 per unitnya, total kerugian Rp 2.806.000.000

Sedangkan kerusakan yang juga terjadi pada peralatan lain seperti buldozer dan excavator serta water canon, belum terdengar kabar telah dilaporkan oleh pihak Satpol PP.

Selain itu, mengutip pernyataannya Kepala Satpol PP kabupaten Kepulauan Seribu, Hotman Sinambela, pada pasca bentrok masih ada ratusan anggota Satpol PP masih belum diketahui keberadaannya sampai dengan saat ini.

Dari 1.750, yang kembali 877 dengan memakai perahu. Sisanya ke mana enggak tahu. Saya minta, kalau memang anggota kami ada yang meninggal dan belum diketahui tolong dikembalikan”, kata Hotman Sinambela.

Sebagaimana diketahui, Satpol PP dari pemkab Kepulauan Seribu juga termasuk yang diminta bergabung ke dalam rombongan ke 1.750-an Satpol PP yang dikerahkan oleh Pemprov DKI Jakarta.

Namun pernyataan Kepala Satpol PP kabupaten Kepulauan Seribu itu dibantah oleh Humas pemerintah propinsi DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia.

Menurutnya, saat ini seluruh anggota Satpol PP sudah kembali dikembalikan ke kesatuannya masing-masing dan sudah berada rumah masing-masing, kecuali yang meninggal dunia dan yang masih dirawat di rumah sakit.

Akan tetapi Kahumas pemprov DKI Jaya itu juga tidak bisa memberikan persisnya jumlah anggota Satpol PP yang masih dirawat di rumah sakit, yang menurutnya jumlahnya tidak sampai 700 orang.

Ia hanya bisa menegaskan bahwa tiga orang Satpol PP meninggal dunia dan tidak ada personil yang dinyatakan hilang.

Lucu dan terasa ganjil juga mendengar dua pejabat malahan saling bantah mengenai data anggota personilnya yang dinyatakan hilang.

Jika terhadap personilnya sendiri saja mereka tidak bisa dengan persis mengetahui nasib personil bawahannya, maka tidak heran jika sampai hari ini mereka juga terkesan tidak perduli dengan nasib korban dari pihak warga masyarakat.

Menurut laporan warga masih ada beberapa warga yang belum diketahui nasibnya. Salah satunya adalah Mohammad Rohim.

Mohammad Rohim ini sampai hari ini belum kembali ke rumahnya. Menurut kesaksian beberapa warga, Mohammad Rohim saat bentrokan terjadi telah terluka cukup parah dan dibawa oleh ambulans milik Satpol PP.

Akhirulkalam, jika merujuk kepada data saat awal bentrokan di pagi hari sampai dengan tengah hari, sesungguhnya kekuatan pasukan yang dikerahkan oleh pemprov DKI Jaya sudah sangat memadai.

Mengingat jumlah pasukan yang dikerahkan mencapai lebih dari 2.000 personil gabungan dari Satpol PP dan Polisi (Brimob dan Samapta) serta Garnizun TNI (Provos TNI AL), masih ditambah dengan dukungan persenjataan yang memadai dan peralatan berat seperti buldozer dan excavator serta water canon.

Sedangkan kekuatan dari pihak warga yang mengadakan perlawanan atas rencana penggusuran itu hanya sekitar 200 orang sampai dengan 400 orang saja.

Ternyata dengan kekuatan yang tidak sampai separohnya itu, pihak warga yang tidak terlatih itu berhasil memukul mundur pasukan terlatih yang didukung oleh peralatan berat seperti buldozer dan excavator serta water canon.

Sebagaimana diketahui, memang setelah pasukan pemprov DKI Jaya berhasil dipukul mundur dari depan gerbang komplek Gubah Al-Haddad, mulailah bergabung sejumlah warga masyarakat dari daerah sekitarnya, sehingga kekuatan warga menjadi berjumlah ribuan.

Maka, kegagalan upaya pemprov DKI Jaya yang sampai hari ini masih menyisakan berbagai permasalahan ini dikarenakan oleh perencanaan yang tidak matang atau kesalahan memperhitungkan kekuatan yang akan dihadapinya atau karena sebab apa ?.

Dan, mengapa pemerintah terkesan seakan hendak menutupi soal ketidakjelasan nasib beberapa personil Satpol PP dan warga yang sampai hari ini belum diketahui keberadaannya ?.

Mengapa ?.

Wallahualambishshawab.

*

Catatan Kaki :

Artikel lainnya yang terkait kasus Priok 2010 dapat dibaca dengan mengklik di “Jangan Remehkan Priok” , dan “Priok 2010 : Israel dan US Coact Guard” , serta “Kasus Priok dan Politik Wahabi”.

*

gambar ilustrasi dicopy paste dari :

antarafoto.com , images.kompas.com , foto.detik.com

*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun