Mohon tunggu...
Rifky Pradana
Rifky Pradana Mohon Tunggu... -

Seseorang pria yang bukan termasuk golongannya rakyat 'Jelita', hanya seorang rakyat 'Jelata' saja, yang suka iseng, yang suka mengisi waktu nganggurnya untuk menghibur dirinya dengan membaca dan menuliskan uneg-unegnya yang dipostingkan di blog komunitas : Kompasiana, Politikana, serta di milis-milis yahoogroups.com : Forum Pembaca Kompas, Mediacare, Media Umat, Ekonomi Nasional, PPI-India, Indonesia Rising, Nongkrong Bareng Bareng, Wartawan Indonesia, Zamanku, Eramuslim, Sabili, Mencintai Islam, Syiar Islam, dengan nickname rifkyprdn@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kebun Binatangnya Dirjen Pajak

8 April 2010   05:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:55 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebun Binatang Mini

Direktur Jenderal Pajak, Mochammad Tjiptardjo rupanya seorang pecinta dan penyayang binatang.

Di salah satu rumah miliknya yang berlokasi di bilangan Rempoa Ciputat Tangerang, dipelihara berbagai jenis binatang yang cukup eksotik. Diantaranya adalah 5 ekor menjangan dan 2 ekor burung kasuari serta 4 ekor burung merak.

Konon menurut rumor, disamping rusa atau menjangan dan burung kasuari serta burung merak, juga dipelihara beberapa burung onta dan burung merpati dari berbagai jenis.

Selayaknya sebuah kebun binatang skala mini, agar binatang-binatang itu hidup dengan nyaman dan sehat, tentunya dibutuhkan beberapa orang untuk memeliharanya. Konon menurut kabar, ada sekurangnya 4 orang yang bertugas untuk itu setiap harinya.

Namun, rumah yang dilengkapi dengan kebun binatang mini tersebut tidak ditinggalinya.

Ini rumah Pak Tjip. Pak Tjip memang sering ke sini. Saya hanya diminta menunggui rumah ini oleh Ibu Yani. Ibu Yani jarang ke sini. Tetapi, seminggu sekali pasti ke sini”, kata penjaga rumah itu yang bernama Jono.

Ibu Yani adalah nama panggilannya ibu Ahyani, istrinya Mochammad Tjiptardjo.

Itu memang rumah Pak Tjiptardjo. Menjangannya banyak. Rumahnya kayak kebun binatang Ragunan. Pembantunya juga banyak mas”, kata seorang warga yang tinggal disekitar rumahnya itu.

Lantaran banyaknya binatang di dalam rumah tersebut, membuat anak-anak kecil dilingkungan perumahan itu suka memanjat dari balik pagar untuk melihat menjangan atau rusa.

Selain kebun binatang mini, di halamannya yang luas itu juga didirikan bangunan sejenis saung. Dilengkapi pula dengan mushola untuk melaksanakan ibadah shalat. Ditambah, garasi yang cukup luas untuk memuat beberapa mobil, seperti Mitsubisi Pajero merah tua dan Hyundai Trajet hitam serta Honda Jazz merah metalik.

Itu rumah beliau. Pak Tjip sering ke sana, kadang kalau malam banyak tamu-tamu datang dengan mobil-mobil mewah”, kata warga yang lainnya lagi.

Menurut laporan harta kekayaan penyelenggara negara per tanggal 23 Juni 2008, jumlah harta Mochammad Tjiptardjo senilai Rp. 7.024.920.821 dan USD 52.624.

Jumlah ini meningkat sekitar Rp. 2 miliar dibandingkan data per tanggal 29 Maret 2003, yang hanya sekitar Rp. 5.019.750.123 dan USD 19.158.

Sedangkan menurut data laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) per tahun 2010, harta kekayaannya Dirjen Pajak ini sudah naik lagi hingga mencapai sekitar Rp. 9 milyar, atu naik hampir sebesar Rp. 2 milyar jika dibandingkan dengan data per tahun 2008 yang lalu.

Jumlah harta kekayaan miliknya Dirjen Pajak itu sudah hampir seimbang dengan jumlah harta kekayaannya Presiden SBY.

Harta kekayaan Presiden SBY menurut data per tanggal 23 November 2009 hanya sebesar Rp 7.616.270.204 dan USD 269.730.

Tetapi, harta kekayaannya Dirjen Pajak itu masih jauh jika dibandingkan dengan harta kekayaannya Wakil Presiden, Boediono.

Menurut data per tanggal 30 September 2009, harta kekayaan Boediono senilai Rp. 28.082.373.823dan USD 16.000.

Dan juga, jumlah hartanya Dirjen Pajak tersebut masih teramat jauh jika dibandingkan dengan harta kekayaan miliknya Gayus HP Tambunan, pegawai bawahannya di Ditjen Pajak.

Gayus, pegawai pajak dengan pendidikan strata D-4 (Diploma 4 Tahun) dan bergolongan pegawai III-A ini memiliki uang di rekening bank dalam negeri Indonesia saja sudah sekitar Rp. 28 milyar.

Harta itu baru yang berupa uang saja, belum terhitung dengan kekayaan lainnya seperti rumah dan mobil serta asset tak bergerak lainnya.

Belum lagi, jika harta Gayus itu ditambah dengan rekening banknya yang ada di luar negeri, andaikan ada. Apalagi jika ditambah dengan harta lainnya yang diatasnamakan isteri dan keluarganya, andaikan ada.

Akan tetapi, harta kekayaannya Dirjen Pajak itu diduga sudah melebihi jumlah harta kekayaannya Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

Menurut data per tanggal 28 September 2006, harta kekayaan miliknya Sri Mulyani senilai Rp. 4,395 miliar dan USD 324.023.

Jumlah harta itu meningkat hampir sekitar Rp. 3 milliar jika dibandingkan dengan data per tanggal 24 November 2004 yang senilai Rp. 2,119 miliar dan USD 234.844.

Berkenaan dengan harta kekayaannya Dirjen Pajak itu, beberapa hari yang lalu, KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) menyambangi rumah kediamannya, untuk melakukan verifikasi atas data pelaporan harta kekayaannya.

Namun KPK tidak mendatangi rumah yang banyak binatang peliharaannya itu.

Menurut kabar, rumah yang dilengkapi dengan kebun binatang mini tersebut tidak ikut di verifikasi petugas KPK, karena kepemilikan atas asset itu dengan atas nama isterinya.

Berdasarkan data dari Daftar Himpunan Ketetapan dan Pembayaran PBB tahun 2008 di kelurahan setempat, rumah yang terdapat banyak binatang peliharaan tersebut memang tercatat atas nama Ahyani.

Rumah itu berdasarkan data Daftar OP Ringkas Pelengkap Peta Blok, memiliki luas tanah 1.645 meter persegi dan luas bangunan sekitar 150 meter persegi. Sedangkan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) dari asset itu sekitar Rp. 702 ribu per meter perseginya.

Sesuai dengan NOP (Nomor Objek Wajib) tertulis 0239.0 atas nama Dra. Ahyani, berlamat di Jalan Delima Jaya I, No. 40, Rt 002/03”, kata Marhasan, pegawai di Seksi Pemeliharaan Fasilitas Umum.

Konon menurut kabar, disamping dua rumah itu masih ada beberapa asset lagi yang dimilikinya. Namun kon kabarnya, asset-asset tersebut atas nama anak-anaknya.

Pak Tjip bangun 2 rumah lagi. Saya nggak tahu ini rumah buat apa. Tetapi, saya dengar ini untuk anaknya”, kata istri Ketua RT 06 RW 03 yang bernama Yanti.

Yang sebelah kiri dibangun sebelum lebaran tahun lalu, yang di kanan baru dibeli dan direnovasi awal tahun ini”, kata Yanti menambahkan penjelasannya.

Berkait dengan adanya kabar datangnya petugas pemeriksa dari KPK, serta adanya kebun binatang mini tersebut, telah membuat komplek pemukiman di tempat kediaman Dirjen Pajak itu kebanjiran pengunjung. Terutama dari para wartawan media cetak dan televisi.

Ini yang kedua kali perumahan ini didatangi wartawan, sebelumnya rumah Pak Ferry”, kata salah satu petugas sekuriti di perumahan itu yang bernama Mursan.

Ferry Yuliantoro adalah salah satu aktivis yang pernah ditangkap aparat keamanan negara, terkait dengan kasus demo penolakan kenaikkan harga BBM.

Situasi dimana para insan pres datang silih berganti itu rupanya membuat keluarga Dirjen Pajak menjadi kurang nyaman.

Berkait dengan itu, maka rumah kediamannya disamping dijaga oleh sekuriti komplek perumahan itu, juga didatangkan bantuan aparat penjagaan dari Mako Brimob, Depok.

Penjagaan dilakukan dari semenjak pintu gerbang memasuki komplek perumahan itu dijaga ketat petugas keamanan.. Sejumlah orang yang bukan penghuni perumahan yang akan berkunjung diharuskan meninggalkan kartu identitas. Sedangkan wartawan dilarang menuju ke rumah Tjiptardjo.

Mohon maaf ini tidak bisa, karena sudah perintah dari keluarga Pak Tjiptardjo. Jika ingin bertemu langsung saja ke kantornya”, kata salah satu aparat keamanan dari Kesatuan Brimob yang bernama Sulaiman.

Sebenarnya, berita tentang adanya kebun binatang mini yang dimiliki oleh Dirjen Pajak itu tidaklah perlu membuat publik menjadi terheran-heran.

Lantaran, bagi para komunitas di kalangan pecinta dan penyayang binatang, hal yang seperti itu adalah biasa saja.

Walaupun mungkin, jenis binatang seperti rusa dan burung kasuari serta burung merak yang dipeliharanya itu disamping merupakan binatang yang eksotik juga terkesan agak kurang lazim, dibandingkan binatang peliharaan semacam kucing ataupun anjing.

Terkait dengan binatang peliharaan yang eksotik itu disamping membutuhkan orang yang bertugas khusus memeliharanya, juga membutuhkan makanan dan penjagaan kesehatan yang khusus pula.

Memang, konsekuensi dari itu tentu ada biaya yang terhitung tidak sedikit bagi ukuran kantung sakunya rakyat kebanyakan yang jelata.

Namun perlu diketahui, gaji PNS (Pegawai Negeri Sipil) di Direktorat Jenderal Pajak itu memang terbilang cukup besar.

Cukup besar, bukan saja hanya dalam arti jika dibandingkan dengan gajinya prajurit TNI dan aparat Polri serta PNS yang bekerja di instansi diluar Kementerian Keuangan.

Bahkan juga, pada jenjang kepegawaian level tertentu, gaji PNS di Ditjen Pajak juga masih lebih besar dibandingkan dengan gaji pegawai di perusahaan swasta.

Gayus sebagai salah satu contohnya. Pegawai dengan umur 30 tahun dengan jenjang pendidikan D-4 (Diploma 4 Tahun) dan golongan kepegawaian III-A serta berstatus staf yang belum mempunyai jabatan eselon, mempunyai gaji resmi tak kurang dari Rp. 12,1 juta per bulannya.

Dan, menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 289/KMK.01/2007 yang diteken Sri Mulyani Indrawati, untuk pegawai dengan level pejabat eselon satu, semisal Direktur Jenderal, mempunyai mendapatkan tunjangan khusus pembinaan keuangan negara golongan tertinggi (grade 27) yang sebesar Rp. 46,95 juta per bulannya.

Apalagi jika pegawai yang seperti Mochammad Tjiptardjo ini. Meskipun sudah berjabatan Dirjen, masih tak sungkan untuk membuka warung kelontong yang menyediakan aneka macam sembako dan jasa laundry berlabel Bintang Jaya.

Warung ini merupakan satu-satunya warung kelontong yang ada di blok tersebut.

Memang beberapa warga beli kebutuhan sembako dan laundry di rumah Pak Tjip”, kata seorang warga sekitar yang bernama Indah.

Akhirulkalam, andai saja kebun binatang mini itu juga dikomersilkan dengan dibuka untuk umum.

Maka disamping dapat memberikan tambahan pemasukan dari pungutan karcis masuk pengunjungnya. Sehingga hasil pemasukan dari karcis masuknya itu tentu dapat dipakai untuk membiayai perawatan dan makanannya biantang-binatang peliharaannya itu.

Disamping itu, tentu masyarakat sekitarnya pun, terutama anak-anak kecilnya menjadi tersenangkan dan tergembirakan serta termudahkan.

Sehingga, anak-anak kecil di lingkungan itu menjadi lebih sehat dan kuat, lantaran makannya menjadi lebih banyak.

Makannya menjadi lebih banyak, karena dengan melihat bibantang-bintang eksotik itu, anak-anak menjadi terhibur dan menjadi lebih mudah disuapi oleh ibu-ibu atau para pengasuhnya.

Warga disekitarnya pun menjadi sehat jasmani dan rohaninya. Lantaran termudahkan, tidak perlu jauh-jauh pergi Ragunan untuk melihat binatang-binatang yang eksotik.

Dan, bukankah perilaku yang dapat menyenangkan dan menggembirakan serta memudahkan bagi para tetangganya itu mendatangkan pahala dunia dan juga pahala akhirat ?.

Wallahualambishshawab.

*

Catatan Kaki :

*

Source gambar ilustrasi dari sini yang dicopy paste dari sini, sini, sini, sini, sini, sini.

*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun