Mohon tunggu...
Rifky Pradana
Rifky Pradana Mohon Tunggu... -

Seseorang pria yang bukan termasuk golongannya rakyat 'Jelita', hanya seorang rakyat 'Jelata' saja, yang suka iseng, yang suka mengisi waktu nganggurnya untuk menghibur dirinya dengan membaca dan menuliskan uneg-unegnya yang dipostingkan di blog komunitas : Kompasiana, Politikana, serta di milis-milis yahoogroups.com : Forum Pembaca Kompas, Mediacare, Media Umat, Ekonomi Nasional, PPI-India, Indonesia Rising, Nongkrong Bareng Bareng, Wartawan Indonesia, Zamanku, Eramuslim, Sabili, Mencintai Islam, Syiar Islam, dengan nickname rifkyprdn@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Character Assassination

11 Maret 2010   03:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:29 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Character assassination dalam bahasa Indonesia sering dipadankan dengan sebutan Pembunuhan Karakter.

Pembunuhan karakter dalam dunia politik sering dikaitkan dengan peristiwa yang mempunyai konteks dengan upaya sistematis yang bertujuan untuk menghancurkan reputasi seorang tokoh politik agar reputasi tokoh tersebut menjadi rusak di mata publik.

Praktik pembunuhan karakter ini dalam ranah politik praktis di Indonesia sudah berulangkali terjadi menimpa segala tingkatan kepemimpinan mulai dari tokoh daerah sampai tokoh nasional.

Salah satu contoh tokoh pemimpin nasional yang pernah ditimpa oleh praktik pembunuhan karakter ini adalah almarhum Gus Dur.

Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid sewaktu menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia pernah diberitakan mempunyai kekasih yang di masyarakat Indonesia sering disebut sebagai WIL (Wanita Idaman Lain).

Foto Gus Dur bersama dengan WIL itu dijadikan obyek pemberitaan secara meluas di berbagai media massa, mulai dari media cetak sampai media elektronika.

Tak tanggung-tanggung, foto dari tokoh yang merupakan cucu pendiri NU (Nahdatul Ulama) itu bahkan dijadikan bahan bahasan dengan melibatkan Pakar Telematika lengkap dengan analisa keotentikan yang berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi telematika.

Hasilnya, cucu dari Hadratus Syaikh Hasyim Ashari ini menjadi rusak dan hancur reputasinya.

Sebagaimana diketahui, kehancuran reputasinya itu kemudian kait berkait dengan peristiwa-peristiwa lainnya selanjutnya membesar bak bola salju yang berdampak sistemik.

Rangkaian peristiwa yang susul menyusul menerpa tokoh pendiri PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) ini akhirnya berujung kepada impeachment terhadap kedudukannya sebagai Presiden Republik Indonesia.

Contoh lainnya pada peristiwa termutakhir yang peristiwanya terjadi baru-baru ini adalah peristiwa yang menimpa KRMT Roy Suryo Notodiprojo.

Tokoh politisi bergelar Kanjeng Raden Mas Tumenggung yang berkedudukan sebagai anggota komisi I DPRRI dari partai Demokrat ini merasa telah dijadikan target sasaran dari upaya sistematis yang bertujuan untuk merusak reputasinya.

Tokoh yang oleh beberapa kalangan dinisbatkan sebagai Pakar Telematika ini menengarai bahwa ada salah seorang kru dari sebuah stasiun televisi swasta nasional sedang menjalankan suatu pesanan dari pihak tertentu yang bertujuan melakukan pembunuhan karakter terhadap dirinya.

Menurut pendapatnya, pembunuhan karakter terhadapnya itu berkaitan dengan video rekaman saat dirinya sedang berteriak  “Huuuuu…..”  sewaktu Idrus Marham sedang membacakan laporan akhir Pansus DPR di Sidang Paripurna DPR perihal Skandal Century, dan juga foto capture dirinya saat sedang ngupil (mengorek hidung).

Berkait dengan dua contoh tersebut diatas, tentu tak semua pihak akan sepaham dan sependapat dalam menyikapinya.

Namun, terlepas dari perbedaan pendapat itu, yang paling terpenting adalah menumbuhkan kesadaran bersama bahwa praktik-praktik pembunuhan karakter adalah cara yang tak bermartabat, karena hanya akan menghasilkan generasi muda bangsa dengan karakter pembunuh berdarah dingin yang menghalalkan segala macam cara untuk kepentingan ambisi dirinya dalam meraih jabatan dan kekuasaan.

Akhirulkalam, semoga masa depan persaingan dalam dunia politik praktis di Indonesia tak lagi akan diwarnai cara-cara yang bernuansa pembunuhan karakter.

Wallahualambishsawab.

*

Catatan Kaki :

*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun