Tim dari Satgas Mafia Pemberantasan Hukum yang terdiri dari Mas Achmad Santosa, Denny Indrayana, Yunus Husein, dan Herman Effendi, pada hari Minggu tanggal 10 Januari 2010 sekitar pukul 19.00 WIB, secara mendadak melakukan sidak ke rumah tahanan (Rutan) Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Menurut keterangan Sekretaris Satgas, Denny Indrayana, sidak ini dilakukan tanpa memberi tahu terlebih dulu kepada kepala rutan, namun Tim Satgas melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Menkum HAM, Patrialis Akbar.
Selama sidak, ada lima napi yang dicek dan ditemui Satgas, mereka itu adalah Artalyta Suryani alias Ayin, Aling, Darmawati, Ines Wulandari, Eri.
Napi yang pertama kali didatangi oleh Satgas adalah Artalyta Suryani alias Ayin yang merupakan napi dengan hukuman penjara selama lima tahun lantaran terlibat kasus suap terhadap Jaksa Urip Tri Gunawan.
Saat tim melakukan sidak ke sel yang dihuni oleh Artalyta Suryani alias Ayin, ternyata perempuan ini sedang tidak berada di tempat sel tahanannya.
“Saat kami datang, Ayin sedang menjalani perawatan kulit. Ada juga keterangan kalau dia sedang menjalani perawatan gigi”, kata Denny Indrayana.
Bahkan, tak hanya perawatan kulit dan gigi saja, selama di rutan selain sel penjara sebagaimana lazimnya, Ayin juga mempunyai ruangan khusus.
Ruangan khusus itu berada di lantai tiga, yang dilenkapi dengan ranjang empuk dan meja kerja serta fasilitas televisi dan AC penyejuk ruangan.
“Keterangan yang kami dapatkan Ayin berada di ruangan itu dari pagi hingga malam. Saat malam, dia baru kembali ke selnya”, kata Denny Indrayana,
Namun, Denny mengaku belum bisa memastikan apakah Ayin selalu kembali ke selnya pada malam hari, “Tidak tahu apakah memang selalu kembali sel atau tidak, karena di ruangan khususnya itu ada ranjangnya”, kata Denny Indrayana.
Sel tahanan Ayin pun juga tidak berada di sel bersama-sama dengan napi lain. “Sel Ayin di tempat khusus, meski masih dalam satu blok. Dia berada di sel sendirian”, kata Denny Indrayana.
Mungkin itulah jawaban dari pertanyaan yang selama ini menggelayuti di beberapa kalangan berkaitan dengan penampilan Ayin selama masa hukumannya.
Memang Ayin selama dalam masa tahanan Ayin tetap berpenampilan rapi dan tampak ayu. Bahkan, saat Pemilu 2009 lalu, Ayin juga tampil dengan make up tebal dan rambut pendek saat mencoblos
Ah, apakah memang sudah jamak dan seharusnya, bahkan mungkin sudah kodrat dan sunattulah di dunia ini, jika kapan pun dan dimana pun juga selalu saja ada perbedaan antara mereka yang jelita dan mereka yang jelata ?.
Wallahulambishshawab.
*
Catatan Kaki :
Artikel lain, ‘Ayin & Cikeas’, dapat dibaca dengan mengklik di sini.
*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H